3. Kekurangan zat gizi
Berat badan yang turun drastis setelah diet ketat berisiko membuat kita kekurangan zat gizi tertentu, karena membatasi jumlah dan jenis makanan sehari-hari.
Diet ketat rendah kalori umumnya berisiko menyebabkan seseorang kekurangan zat besi, folat, kalsium, dan vitamin B12. Efek ini dapat merugikan kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
Kekurangan gizi dapat menyebabkan kita mengalami kelelahan ekstrem, anemia, mudah sakit karena sistem imun melemah, sering kram otot, hingga rambut rontok parah.
4. Kulit mengendur
Penurunan berat badan yang instan membuat kulit tidak sempat menyusut mengikuti perubahan bentuk tubuh. Efek samping ini memang tidak menimbulkan konsekuensi kesehatan dalam jangka panjang, tapi bisa membuat minder akan penampilan fisik.
Pusat Kesehatan di Universitas Columbia menyarankan operasi sebagai satu-satunya jalan keluar untuk mengoreksi hal ini jika kulit tidak kembali mengikuti kontur tubuh setelah 2 tahun mengalami penurunan berat badan drastis.
Baca juga: Rahasia Lengan Kencang Meghan Markle...
5. Batu empedu
Normalnya, kantong empedu akan melepaskan enzim pencernaan untuk memecah makanan berlemak sehingga dapat dicerna.
Namun ketika diet ketat, kita tentu akan sangat membatasi porsi makanan berlemak, kan? Nah, ketika tubuh tidak mendapatkan cukup asupan lemak, kantong empedu akan stop memproduksi enzim tersebut yang menyebabkan garam empedu menurun.
Sementara itu, tubuh yang memecah cadangan lemak selama diet ketat membuat hati melepaskan kolesterol dalam jumlah banyak ke empedu, sehingga empedu menjadi jenuh.
Batu empedu akan terbentuk ketika zat-zat di dalam enzim pencernaan lama-lama mengendap dan mengkristal menjadi batu. Terlebih, sering melewatkan makan atau tidak makan dalam waktu yang lama dapat menurunkan kontraksi kandung empedu untuk mengosongkan empedu. Akibatnya, batu empedu bisa terbentuk.
Batu empedu pada awalnya bisa tidak menunjukkan gejala apapun. Hal inilah yang harus diwaspadai, karena jika batu empedu terus membesar, gejala-gejala menyakitkan bisa mulai bermunculan sehingga kita akan perlu menjalani operasi untuk mengangkat batu empedu tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.