Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Efek Merugikan Akibat Berat Badan Turun Drastis

Kompas.com - 07/08/2018, 06:24 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber


KOMPAS.com - Diet bisa bantu kita mendapatkan berat badan ideal. Namun sebaiknya jangan terlalu ngotot menjalaninya sampai-sampai berat badan turun drastis.

Meski target berat badan impian bisa dicapai lebih cepat, penurunan berat badan drastis dalam waktu singkat malah berisiko memunculkan berbagai efek samping yang merugikan tubuh. Apa saja?

1. Metabolisme tubuh melambat

Ilustrasi makan donatAH86 Ilustrasi makan donat
Berat badan memang bisa turun jika kita mengurangi makan. Tapi makan terlalu sedikit juga dapat menurunkan kerja metabolisme tubuh.

Metabolisme memengaruhi seberapa cepat tubuh membakar kalori yang didapat dari makanan. Jika metabolisme kita berjalan lambat, tubuh juga akan menggunakan kalori dari makanan lebih lambat.

Saat kita memangkas asupan kalori jadi sangat sedikit dari biasanya, tubuh akan menganggap kita sedang kelaparan sehingga akan memperlambat pembakaran kalori.

Semakin lambat metabolisme, maka kita juga akan membakar lebih sedikit kalori. Penurunan metabolisme bahkan bisa terus berlangsung lama setelah selesai berdiet. Ini justru akan membahayakan.

Ketika nanti kita kembali meningkatkan asupan kalori lebih tinggi, tubuh tidak akan membakar kalori secepat seperti semula. Maka ke depannya, kita akan lebih sulit untuk menurunkan berat badan. Bahkan justru lebih mudah mengalami peningkatan berat badan setelah diet.

Baca juga: 4 Cara Meningkatkan Metabolisme Agar Mudah Langsing

2. Kehilangan otot

Ilustrasi pria kurusNastco Ilustrasi pria kurus
Ketika menjalani diet ketat rendah kalori, berat badan memang bisa cepat turun drastis, tapi belum tentu kita kehilangan lemak. Justru sebenarnya massa ototlah yang hilang.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Obesity Society tahun 2016 menunjukkan bahwa orang-orang yang berdiet sangat rendah kalori berisiko 6 kali lipat kehilangan massa ototnya.

Efek samping hilangnya massa otot saling berkaitan dengan penurunan metabolisme tubuh setelah berat badan turun drastis.

Kerja metabolisme salah satunya ditentukan oleh massa otot yang kita miliki. Semakin kecil massa otot, semakin lambat kerja metabolisme tubuh. Akibatnya, akan semakin sedikit kalori yang dibakar tubuh.

Hal ini cenderung membuat tubuh berusaha lebih banyak menyimpan kalori sehingga nantinya akan menyebabkan berat badan naik.

Ini bisa terjadi ketika kita hanya mengurangi makan, tapi tidak dibarengi dengan olahraga. Dengan berolahraga, kita bisa mempertahankan bahkan meningkatkan massa otot sehingga metabolisme tubuh juga ikut meningkat.

Baca juga: Benarkah Otot Bisa Mengecil Jika Kita Berhenti Olahraga?

3. Kekurangan zat gizi

Ilustrasi tidak makanMaleWitch Ilustrasi tidak makan
Berat badan yang turun drastis setelah diet ketat berisiko membuat kita kekurangan zat gizi tertentu, karena membatasi jumlah dan jenis makanan sehari-hari.

Diet ketat rendah kalori umumnya berisiko menyebabkan seseorang kekurangan zat besi, folat, kalsium, dan vitamin B12. Efek ini dapat merugikan kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Kekurangan gizi dapat menyebabkan kita mengalami kelelahan ekstrem, anemia, mudah sakit karena sistem imun melemah, sering kram otot, hingga rambut rontok parah.

4. Kulit mengendur

Ilustrasi kulit kendurandriano_cz Ilustrasi kulit kendur
Berat badan turun drastis bisa membuat kulit tampak kendur dan bergelambir, khususnya di area perut, lengan, dan kaki. Ini karena kulit kehilangan elastisitasnya setelah sekian lama teregang oleh kehadiran lemak.

Penurunan berat badan yang instan membuat kulit tidak sempat menyusut mengikuti perubahan bentuk tubuh. Efek samping ini memang tidak menimbulkan konsekuensi kesehatan dalam jangka panjang, tapi bisa membuat minder akan penampilan fisik.

Pusat Kesehatan di Universitas Columbia menyarankan operasi sebagai satu-satunya jalan keluar untuk mengoreksi hal ini jika kulit tidak kembali mengikuti kontur tubuh setelah 2 tahun mengalami penurunan berat badan drastis.

Baca juga: Rahasia Lengan Kencang Meghan Markle...

5. Batu empedu

Ilustrasi makan sayur tapi masih gemukkazoka30 Ilustrasi makan sayur tapi masih gemuk
Dilansir dari Healthline, batu empedu adalah salah satu komplikasi paling umum dari penurunan berat badan secara drastis dalam waktu singkat.

Normalnya, kantong empedu akan melepaskan enzim pencernaan untuk memecah makanan berlemak sehingga dapat dicerna.

Namun ketika diet ketat, kita tentu akan sangat membatasi porsi makanan berlemak, kan? Nah, ketika tubuh tidak mendapatkan cukup asupan lemak, kantong empedu akan stop memproduksi enzim tersebut yang menyebabkan garam empedu menurun.

Sementara itu, tubuh yang memecah cadangan lemak selama diet ketat membuat hati melepaskan kolesterol dalam jumlah banyak ke empedu, sehingga empedu menjadi jenuh.

Batu empedu akan terbentuk ketika zat-zat di dalam enzim pencernaan lama-lama mengendap dan mengkristal menjadi batu. Terlebih, sering melewatkan makan atau tidak makan dalam waktu yang lama dapat menurunkan kontraksi kandung empedu untuk mengosongkan empedu. Akibatnya, batu empedu bisa terbentuk.

Batu empedu pada awalnya bisa tidak menunjukkan gejala apapun. Hal inilah yang harus diwaspadai, karena jika batu empedu terus membesar, gejala-gejala menyakitkan bisa mulai bermunculan sehingga kita akan perlu menjalani operasi untuk mengangkat batu empedu tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com