Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Kelamaan Bisa Menimbulkan Masalah pada Saluran Kemih?

Kompas.com, 1 September 2018, 11:05 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com — Mungkin karena tuntutan pekerjaan atau memang senang bersantai dalam posisi duduk, banyak orang sering duduk dalam waktu lama. Hati-hati bila kamu termasuk salah satunya. Bukan tidak mungkin nantinya akan timbul efek yang menyerang saluran kemih.

Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal kesehatan BJU International melakukan penelitian pada hampir 70.000 pria paruh baya. Para peneliti mencoba mencari tahu waktu yang dihabiskan oleh peserta untuk duduk, melakukan aktivitas fisik, serta kemungkinan memiliki gejala saluran kemih bawah (LUTS) selama dua tahun terakhir.

LUTS atau gejala saluran kemih bawah adalah gangguan yang terkait dengan masalah pada saluran kemih bawah, meliputi kandung kemih, prostat, serta uretra. Dengan kata lain, kondisi ini bisa diartikan sebagai gejala yang timbul akibat adanya infeksi saluran kemih (ISK).

Ternyata, pria yang menghabiskan waktu untuk duduk selama kurang lebih 5 jam per hari, disertai dengan jarang melakukan aktivitas fisik, berisiko lebih besar untuk mengalami gejala saluran kemih bawah.

Baca juga: Kebanyakan Duduk juga Berdampak Buruk pada Otak

Biasanya, ditandai dengan buang air kecil tidak tuntas, jadi lebih sering buang air kecil, aliran air kencing melambat, dan sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

Dilansir dari laman Andrology Australia, sebagian besar kasus gejala saluran kemih bawah memang dialami oleh pria di usia paruh baya. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau kondisi ini juga bisa menyerang pria usia muda.

Ilustrasi duduk sakit pinggangspukkato Ilustrasi duduk sakit pinggang
Dr. Linda Brubaker, seorang spesialis kandungan sekaligus dosen di University of California berpendapat bahwa meskipun sasaran penelitian ini adalah pria, tapi tidak mustahil kalau bahaya duduk terlalu lama dengan kurangnya aktivitas fisik juga bisa berisiko terhadap timbulnya gejala saluran kemih bawah pada wanita.

Alasan yang mendasar munculnya gejala saluran kemih bawah pada wanita biasanya tidak selalu sama. Mulai dari masalah pada kesehatan saraf, otot, atau jaringan ikat yang bertugas untuk mengosongkan kandung kemih, dijelaskan oleh dr Jill Maura Rabin spesialis kandungan dari Hofra Northwell School of Medicine.

Baca juga: Jangan Remehkan Bahaya Kebanyakan Duduk

Di samping itu, usia wanita juga berperan dalam meningkatkan risiko masalah pada saluran kemih. Pasalnya, semakin bertambah usia, jaringan ikat yang ada di vagina dan kandung kemih juga akan semakin menipis.

Dampak penipisan jaringan ini akan terlihat ketika seseorang mengalami menopause dan produksi hormon estrogen menurun, yang mengakibatkan saraf dan otot di sekitar area vagina dan kandung kemih tidak dapat berkontraksi dengan optimal.

Lama-lama, kondisi ini menyebabkan sulit buang air kecil sehingga proses berkemih pun jadi tidak tuntas. Apalagi jika ditambah dengan bahaya duduk terlalu lama. Aliran darah ke jaringan kandung kemih jadi tidak lancar, yang akan berpengaruh pada kerja saraf dan otot di sekitar kandung kemih.

Adakah cara untuk mengurangi risiko masalah pada saluran kemih?

Ilustrasi sakit kandungan kemihvchal Ilustrasi sakit kandungan kemih
Menurut Dr Rabin, gejala pada saluran kemih ini memang tidak dialami oleh banyak orang. Namun, tidak ada salahnya untuk melakukan beberapa pencegahan sebelum kondisi tersebut menyerang. Caranya dengan berhenti merokok, terapkan pola makan seimbang, dan jaga berat badan ideal.

Memiliki berat badan ideal tidak hanya akan menunjang penampilan, tapi juga bisa menghindari tekanan berlebih pada kandung kemih. Pastikan juga untuk selalu minum banyak cairan guna agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik, sekaligus membuat proses pengeluaran urine berjalan dengan lancar.

Baca juga: Lelaki Duduk Terlalu Lama? Ini Risiko Berat yang Mengintai...

Yang terpenting, hindari duduk terlalu lama dalam kondisi apa pun. Jika rutinitas mengharuskan kamu untuk duduk sepanjang waktu, coba bangkit dan lakukan pergerakan sesering mungkin.

Mengisi waktu luang dan berolahraga ringan juga tak kalah ampuh untuk membantu mencegah bahaya duduk terlalu lama dan timbulnya masalah pada kandung kemih.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Wellness
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau