Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2018, 10:27 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Indonesia tengah berduka pascabencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala dan Kota Palu, yang terjadi pada Jumat (28/9/2018) lalu.

Banyak warga masyarakat dari luar Donggala dan Palu yang ingin membantu sesama saudara se-Tanah Air dengan mengirim bantuan.

Namun, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan ketika hendak mengirimkan bantuan kepada korban bencana alam.

Julia Brooks, peneliti dari Harvard Humanitarian Initiative menulis melalui laman The Conversation tentang banyaknya barang-barang tidak tepat, bahkan tidak berguna yang dikirimkan ke area terdampak bencana.

Oleh karena itu, ada baiknya jika kita menggunakan uang yang kita miliki untuk membantu mereka secara tepat dan efektif.

Baca juga: 5 Fakta Gempa dan Tsunami Palu: Rebutan Makanan, Fenomena Tanah Bergerak, dan 832 Korban Jiwa

Daripada memberi dalam bentuk barang dan kita kurang memahami apa yang dibutuhkan oleh para korban, menyumbanglah dalam bentuk uang melalui pihak-pihak yang dapat dipercaya.

Dengan begitu, uang yang nantinya terkumpul bisa dibelikan barang-barang spesifik yang dibutuhkan oleh para korban.

Di samping itu, area terdampak bencana seringkali mengalami kerusakan infrastruktur, seperti bandara, jalan, jembatan, dan lainnya.

Sehingga, distribusi sumbangan barang akan memerlukan upaya lebih dan justru bisa mengganggu fokus pihak-pihak terkait yang turun langsung membantu ke lapangan.

Area terdampak bencana juga berpotensi menjadi tempat sampah dari barang-barang yang tidak terpakai.

Pemberian obat-obatan yang tidak tepat juga bisa membuatnya hanya menjadi sampah medis karena tak digunakan.

Sebuah studi yang dipimpin oleh José Holguín-Veras, seorang pakar logistik kemanusiaan, menemukan ada sekitar 50-70 persen barang yang tiba selama masa darurat seharusnya tak dikirimkan.

Baca juga: Ingin Bantu Korban Gempa dan Tsunami, Warga Berbondong-bondong ke RS

Hal itu terjadi antara lain saat bencana tornado di Amerika Serikat dan gempa dahsyat di Jepang.

Pada kasus ini, ada kelebihan sumbangan pakaian dan selimut.

Yang harus dilakukan

Sumbangkanlah uangmu ke organisasi yang terpercaya, berpengalaman dan terkait dengan area terdampak bencana.

Dengan begitu, kamu akan merasa yakin ke mana uang sumbangan tersebut akan diberikan.

Pilih upaya bantuan yang akan menyediakan pasokan bantuan dekat dengan area terdampak bencana dan membantu ekonomi lokal pulih.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak organisasi bantuan kemanusiaan yang mengakomodasi bantuan uang tunai.

Sumbangan uang dinilai efektif untuk membantu para korban dengan makanan dan hal-hal lainnya yang benar-benar diperlukan para korban.

Program Pangan Dunia dan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan, korban bencana cenderung memilih bantuan dana karena beberapa alasan, salah satunya fleksibilitas.

Baca juga: Kami Pernah Rasakan Dahsyatnya Tsunami, Saatnya Saling Bantu

Namun, tetap ada pengecualian. Jika kamu tinggal benar-benar dekat dengan lokasi terdampak, maka kamu bisa menyumbangkan barang spesifik kepada penampung makanan lokal, tempat penampungan dan organisasi lainnya.

Pastikan barang yang diberikan tidak rusak ketika didistribusikan.

Beberapa barang yang bisa disumbangkan adalah popok, peralatan pembersih, kasur, hingga material bangunan.

Kegiatan amal sangat penting bagi korban bencana. Namun, usahakan agar kita memberikan bantuan yang tepat kepada para korban.

Biarkan para profesional memberikan barang dan servis yang dibutuhkan oleh korban.

Hal terpenting, jangan berhenti berbagi meski bencana tersebut tak lagi menjadi topik utama di media massa.

Pemulihan total membutuhkan waktu dan dukungan penuh seluruh warga negara bahkan ketika sudah tidak mendapatkan sorotan pemberitaan.

Baca juga: Terungkap yang Sebenarnya, Ini Alasan BMKG Akhiri Peringatan Tsunami

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com