Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadarilah, 7 Penyebab Berat Badan "Membengkak" Lagi

Kompas.com - Diperbarui 17/10/2022, 08:17 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Orang-orang yang tidur hanya 3-5,5 jam per malam cenderung mengonsumsi 385 kalori lebih banyak daripada mereka yang tidur 7-12 jam.

Orang-orang tersebut juga cenderung mengonsumsi makanan tidak sehat. Sebab, semakin sedikit kita tidur, hormon lapar akan semakin meningkat.

Selain itu, kurang tidur juga menyebabkan cadangan serotonin atau hormon mood rendah.

"Ketika serotonin rendah, kita akan terus berupaya memuaskan diri dengan makanan yang membuat perasaan kita nyaman, seperti karbohidrat refinasi atau makanan manis," kata Scinta.

Jadi, usahakan tidur selama 7-9 jam per hari.

Baca juga: Kurang Tidur, Penyebab Gemuk yang Tak Disadari

6. Pengaruh buruk orang dekat

Lingkungan memengaruhi pola hidupmu, termasuk orang-orang di sekitarmu. Seperti teman, keluarga, rekan kerja, atau mungkin kekasih.

Menurut Lee, kita akan cenderung mengikuti pola hidup yang sama dengan orang terdekat kita.

"Misalnya, ketika kita ingin menjalankan pola hidup sehat dengan menjadi vegetarian, namun teman-temanmu bukan vegetarian, maka sangat sulit untuk menjalani pola yang berbeda dengan mereka," ujar dia.

Jadi, cobalah lihat pola hidup yang diberlakukan orang-orang sekitarmu.

Jika mereka menjalani pola hidup yang sama denganmu, kalian bisa saling mendukung.

Sejumlah studi menunjukkan, jika kita menjaga pola hidup secara terarah bersama orang lain, kita akan cenderung bisa memertahankan berat badan.

Baca juga: 5 Jenis Buah untuk Membantu Turunkan Berat Badan

7. Terlalu keras dengan diri sendiri

Ketika kamu sudah berusaha keras tetapi berat badanmu tetap fluktuatif, maka jangan memaksa diri hingga frustrasi.

Menurut Lee, banyak kasus di mana orang berhasil menurunkan berat badan dan naik kembali.

Siklus tersebut pada akhirnya mengganggu psikologis mereka. "Mereka berpikir mereka telah gagal lalu menyerah," ucapnya.

Ketika kamu sudah jatuh pada pola pikir seperti itu, kamu sebetulnya kembali pada titik awal.

Kamu pun akan dengan mudah terpeleset ke pola makan emosional alih-alih teguh pada pola hidup sehat.

Lee menyarankan, ingatlah kembali apa yang membuatmu ingin menurunkan berat badan.

Hindari mengatur target berat badan, namun buatlah target yang lebih luas yang dapat menjaga motivasimu.

Menurunkan berat badan tentu saja bisa membuatmu tampak lebih menarik, namun alasan kesehatan seharusnya lebih menjadi prioritas.

"Jika kamu berakhir dengan berat badan yo-yo, kamu mungkin saja tidak mendapatkan manfaat maksimal soal menurunkan risiko kanker, penyakit jantung, masalah sendi, dan penyakit kronis terkait obesitas," kata Lee.


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com