Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Arya Permana, Simak Kiat Ampuh Mengatasi Obesitas

Kompas.com - 27/02/2020, 14:47 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kisah Arya Permana menjadi salah satu perjalanan menurunkan berat badan yang sangat inspiratif.

Betapa tidak, pada 2016 lalu bobot Arya mencapai hampir 190 kg hingga membuatnya tidak bisa berjalan. Namun, memasuki tahun keempat, bobot Arya kini sudah sedikit lagi menuju 80 kg.

Bocah yang kini berusia 14 tahun itu sudah menjalani berbagai prosedur medis dan juga perubahan perilaku, seperti mengubah pola makan dan berolahraga, dengan bantuan binaragawan Ade Rai.

Baca juga: Kisah Arya Permana Turunkan Berat Badan Hingga 109 Kilogram

Belajar dari kisah Arya, siapapun yang mengalami obesitas tak perlu patah semangat. Memikirkan sebuah perubahan besar memang berat, tapi perjalanan menurunkan berat badan bisa diawali dengan perubahan-perubahan kecil, lho.

"Dari pola perilaku. Dulunya minum minuman manis sekarang enggak, dulu makanan proses dan instan sekarang enggak, dulu jarang gerak cuma main game sekarang banyak aktivitas," kata Ade Rai ketika ditemui di Senayan City, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2020).

Konsep perubahan perilaku sehari-hari yang dilakukan Arya juga bisa diaplikasikan oleh siapa saja yang ingin jauh dari obesitas.

Salah satu kuncinya, kata Ade, adalah menyeimbangkan asupan kalori dan kalori yang dibuang lewat aktivitas fisik.

Baca juga: Ade Rai: Saya Sebagai Support System untuk Arya Permana

Saat ini, banyak orang kerap menyalahkan makanan seperti karbohidrat atau gula sebagai penyebab berat badan berlebih. Padahal, penyebab sebenarnya adalah karena kalori masuk yang tidak dibakar.

"Sederhananya, kalau kebutuhan kita cuma 10 tapi makan 100, 90-nya mau dikemanain? Akhirnya yang disalahin nasi, tepung, gula. Padahal nasi dan gula enggak ada salahnya. Yang salah adalah kelebihan," ungkap pria bernama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai itu.

Lalu, aktivitas apa yang paling efektif untuk membantu menurunkan berat badan?

Pola yang dijalankan Arya pada awal perjalanan penurunan berat badannya bisa menjadi contoh bagi kita semua.

Ade menyebutkan, saat itu Arya melakukan kombinasi olahraga kardiovaskular dan latihan kekuatan.

Latihan kekuatan bisa disesuaikan dengan kemampuan pribadi. Misalnya, melakukan gerakan sederhana menggunakan dumbbell.

Baca juga: 3 Mitos Penghambat Penurunan Berat Badan

Untuk kasus Arya, kardio dilakukan dalam porsi 60 persen dan latihan kekuatan 40 persen.

"Tapi sebentar lagi beratnya 80 kg, dia sudah harus banyak resistance (latihan kekuatan), kardio sudah mulai diturunkan. Kalau enggak nanti (ototnya) lembek," kata Ade.

Strategi menurunkan berat badan menurut Ade akan berbeda bagi setiap orang. Temukanlah pola yang bekerja efektif untuk dirimu sendiri dan buatlah perubahan perilaku sederhana yang tidak memberatkan.

Sehingga, kita tidak akan merasa berat menjalani perubahan demi perubahan yang terjadi.

Misalnya, mengganti kebiasaan makan paha dan sayap ayam menjadi makan dada ayam, mengganti nasi putih menjadi nasi merah, hingga mengganti kebiasaan minum minuman manis menjadi minum air putih.

"Kalau satu persatu bisa dirapikan semua makannya, tidur, dan olahraganya sudah bisa mendapatkan hasil," ucapnya.

Baca juga: 10 Kebiasaan Rutin untuk Percepat Penurunan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com