Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekerja dari Rumah Bikin Kita Jenuh, Begini Menghadapinya

Kompas.com, 7 September 2020, 15:52 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada saat kondisi kehidupan kita berjalan normal sebelum pandemi, ide untuk bekerja dari rumah terdengar menarik bagi kita.

Alasannya, kita tidak perlu memakai pakaian kerja yang membuat kita gerah, atau terkena macet saat perjalanan menuju kantor. Kita juga bisa lebih bebas melakukan hal lain sambil bekerja.

Namun begitu, pandemi Covid-19 terjadi di awal Maret 2020, dan kita diharuskan bekerja dari rumah karena keadaan, kita baru sadar jika hal itu tidak sesuai dengan yang kita bayangkan.

Menurut psikolog Susan Albers, PsyD, ada alasan mengapa bekerja dari rumah di saat pandemi terasa sulit dilakukan. Ia juga memberi cara mudah untuk menghadapinya.

Segalanya memang serba sulit di masa pandemi. Baik orang-orang yang masih pergi ke kantor maupun bekerja dari rumah, semua merasakan perjuangan berat.

Pasalnya, mereka harus beradaptasi dengan new normal, kondisi yang tidak pernah mereka alami sebelumnya.

Jadi, wajar jika pandemi membuat kita tidak bersemangat saat bekerja dari rumah.

"Ini masa-masa yang bikin kita stres," ujar Dr Albers. "Sebab, sulit untuk mengabaikan apa yang terjadi di luar sana dan hanya memikirkan pekerjaan kita."

Untuk itu, Dr Albers menyarankan kepada kita beberapa cara untuk "berdamai" dengan keadaan agar bisa tetap bekerja dari rumah.

1. Ketika sulit fokus ke pekerjaan

Jika kita sedang bekerja di kantor atau tempat lain di luar rumah, kata Dr Albers, kita bisa melupakan hal-hal yang ada di rumah. Begitu sore hari, kita bisa meninggalkan pekerjaan kita di kantor dan pulang ke rumah.

"Sedangkan saat bekerja dari rumah, kita bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas dari kantor sekaligus melakukan kegiatan di rumah," ucapnya.

Nah, agar bisa fokus bekerja selama di tumah, carilah tempat khusus untuk bekerja. Jika kita punya ruangan khusus, letakkan meja dan kursi di sana, dan hanya gunakan ruangan itu untuk bekerja.

Memang, bekerja dari tempat tidur atau sofa bikin kita nyaman, tetapi kenyamanan itu membuat kita lupa bekerja dan malah keasyikan menonton televisi.

Ketika kita sudah terbiasa menjadikan rumah sebagai tempat berisitirahat, maka kita perlu sedikit waktu untuk mengubah persepsi kita menjadi mode kerja, Dr Albers mengingatkan.

"Berbeda dengan kerja di kantor di mana kita seolah sudah bersiap sejak di perjalanan, transisi ini lebih sulit saat kita sudah berada di rumah sepanjang hari. Karena itu, sisihkan waktu antara 5-10 menit untuk beralih ke mode kerja."

"Dengarkan radio atau podcast, atau jalan-jalan di sekitar kompleks perumahan, apa pun yang sifatnya mempersiapkan mental kita," tutur Dr Albers.

"Bahkan kamu juga bisa memakai pakaian rapi agar terasa hendak bekerja."

Baca juga: Kerja di Rumah, Tapi Kurang Fokus? Simak Tips Berikut…

2. Merasa lelah

"Menatap layar bisa melelahkan secara mental. Jika kita melakukan rapat dengan rekan kerja secara virtual, otak kita bekerja lebih keras untuk menguraikan komunikasi nonverbal," kata dia.

Selain itu, bekerja di depan komputer atau layar lain dalam waktu lama akan membuat kita merasa lelah.

Oleh karena itu, istirahatlah secara berkala, lakukan peregangan, serta istirahatkan mata dan otak untuk sesaat.

Baca juga: Cegah Mata Lelah Akibat Menatap Layar Dengan Teknik 20-20-20

3. Merasa tidak terhubung dengan rekan kerja

Obrolan sambil ngopi dengan rekan kerja ternyata merupakan hal penting, tetapi banyak dari kita baru menyadarinya saat bekerja di rumah dan merasa kesepian.

Tema percakapan yang santai akan memudahkan interaksi sosial dan membantu kita membaca suasana rekan kerja atau kantor, dan pada gilirannya membuat pekerjaan terasa lebih ringan.

"Bila kamu merasa sendirian saat bekerja di rumah, maka kamu perlu berusaha lebih untuk dapat terhubung dengan rekan kerja kita, misalnya lewat chatting atau meeting lewat internet," kata Dr Albers.

Baca juga: 10 Cara agar Lebih Produktif Bekerja di Rumah

4. Tidak bisa berhenti ngemil

Saat bosan dan stres, kita cenderung mengonsumsi camilan dan susah berhenti. Camilan tidak sehat membuat berat badan kita naik, dan kondisi kesehatan kita memburuk.

"Untuk mengatasinya, siapkan makan siang dan camilan, seolah kita akan pergi bekerja di kantor," ujar Dr Albers.

"Gunakan waktu makan siang seperti halnya bila kamu bekerja di kantor, alih-alih mengonsumsi camilan di saat kita sedang bekerja."

Baca juga: Tips Kurangi Ngemil pada Masa Isolasi Pandemi Corona

5. Tergoda menunda pekerjaan

Ada sebagian orang yang bekerja lebih baik jika mereka mengacu pada jam kerja, sehingga pekerjaan tidak tertunda sampai larut malam atau bahkan terpaksa melanjutkan pekerjaan itu di akhir pekan.

Namun, ada juga golongan orang-orang "malam" atau yang suka begadang menganggap mereka bisa lebih produktif bekerja di malam hari.

Jika kantor kita mempunyai kebijakan yang luwes, kita bisa sedikit lebih bebas mengatur kapan pekerjaan akan selesai. Namun, buat jadwal untuk memastikan pekerjaan kita selesai tepat waktu.

"Aturlah waktu kerja dan waktu bermain, sehingga hidup kita seimbang," ucap Dr Albers.

Ingat, bekerja di rumah bukan berarti kita bisa menunda-nunda pekerjaan karena pada akhirnya kerjaan yang menumpuk akan membuat kita kerepotan.

Baca juga: 6 Cara Menjadi Lebih Produktif saat Bekerja di Rumah

6. Bila perhatian mudah teralihkan atau terganggu

Banyak hal di rumah yang membuat kita teralihkan dari pekerjaan dan susah fokus, seperti kewajiban menyiram bunga, mencuci pakaian, atau mengurus anak.

Jika sudah demikian, hanya satu cara yang perlu kita lakukan, kata Dr Albers.

"Pakai headphone peredam suara. Gunakan pengatur waktu dan aplikasi pelacak waktu agar tetap fokus."

Kita juga dapat memakai aplikasi tertentu untuk membatasi akses media sosial selama kita bekerja.

Baca juga: 6 Kunci Sukses Bekerja dari Rumah di Tengah Pandemi Virus Corona

7. Komunikasi dengan atasan atau rekan kerja tidak lancar

Ketika bekerja dari rumah, kita lebih sulit menjelaskan maksud kita kepada atasan atau rekan kerja dibandingkan saat kita bekerja di kantor.

Seperti diketahui, saat bertatap muka, kita biasanya lebih jelas menyampaikan sesuatu daripada lewat e-mail atau teks. Oleh karena itu, Dr Albers menyarankan kita untuk berusaha lebih saat berkomunikasi.

"Rekan kerja tidak bisa mengetahui apa yang kita rasakan, sehingga kita perlu upaya ekstra agar kita bisa menjelaskannya kepada mereka."

Kita misalnya bisa melakukan video call atau memanfaatkan aplikasi lain agar tetap bisa menyampaikan sesuatu dengan jelas.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Rasa Lelah Akibat Bekerja dari Rumah

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau