KOMPAS.com - Berhubungan seks dengan pasangan secara teratur, penting untuk kesehatan.
Tapi pertanyaan yang kemudian muncul adalah, seberapa sering seharusnya hubungan seks dilakukan oleh pasangan menikah?
Lalu, seberapa penting kita harus memperhatikan hal ini?
Pertanyaan-pertanyaan ini muncul untuk mencari tahu apakah hubungan pasangan suami istri masuk dalam kategori sehat, atau justru tidak sehat?
Baca juga: Pusing Setelah Berhubungan Seks? Mungkin Ini Penyebabnya...
Hal tersebut terkait dengan intensitas hubungan seks yang kurang, atau bahkan terlalu berlebih.
Pertanyaan tentang frekuensi hubungan seksual biasanya muncul ketika salah satu pasangan kurang puas dengan jumlah hubungan seks yang dilakukan.
Tingkat keinginan yang tidak sesuai ini terjadi di mana salah satu pasangan menginginkan lebih atau yang lainnya ingin mengurangi.
Kondisi ini umum terjadi dalam ikatan pernikahan.
Dr. Barbara Winter, seorrang psikolog berlisensi dan sexologist klinis mengatakan, kepuasan dalam perkawinan tidak hanya dihitung dari frekuensi seksual.
Faktanya, pasangan yang sudah menikah melihat kualitas interaksi seksual, dan bukan hanya kuantitasnya saja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.