KOMPAS.com - Memanjakan diri terkadang diperlukan untuk mengatasi stres dan merasa senang. Tapi sebenarnya ada cara yang lebih mudah untuk bahagia, yaitu bersyukur.
Secara psikologis, rajin bersyukur membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar. Selain itu, bersyukur juga berpengaruh terhadap otak.
Peneliti Dr. Robert A. Emmons dari University of California dan Dr. Michael E. McCullough dari University of Miami melakukan penelitian tentang dimensi dan perspektif rasa syukur.
Penelitian yang dilakukan pada 2003 itu menemukan orang yang mengungkapkan rasa syukur secara teratur umumnya memiliki tingkat emosi positif yang lebih tinggi.
Mereka juga memiliki watak yang lebih baik dalam hidup dan jarang menunjukkan emosi negatif seperti kecemburuan dan kemarahan.
Selain itu, orang yang bersyukur cenderung lebih optimis, memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi, serta tingkat depresi dan stres lebih rendah.
Baca juga: Siasati Warna-Warni Kehidupan dengan Bersyukur
Mengutip Live Kind, Pusat Penelitian Kesadaran Kesadaran UCLA mengungkapkan bersyukur dapat mengubah struktur saraf otak.
Ketika seseorang mengungkapkan rasa syukur, otak melepaskan dua bahan kimia yaitu dopamin dan serotonin yang memberikan perasaan nyaman.
Dopamin dikaitkan dengan kebahagiaan sedangkan serotonin membantu mengatur suasana hati.
“Berterima kasih kepada Tuhan, diri sendiri, dan sesama atau bersyukur dengan cara apapun dapat mencerahkan pikiran dan membuat seseorang merasa lebih bahagia,” ujar konselor psikiatri Madhuleena Roy Chowdhury.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.