Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2020, 15:58 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Moms.com

Anak-anak juga cenderung cepat meniru apa yang mereka lihat. Untuk itu, sebagai orangtua kita harus berhati-hati dalam bersikap.

Anak akan menyerap kejujuran yang kita contohkan. Pertahankan kebiasaan melatih kejujuran saat berada di rumah. Dorong juga anak untuk jujur tentang berbagai hal, bahkan jika mereka telah melakukan kesalahan. Jangan membuat anak merasa bersalah saat ia mengakui kesalahannya.

Baca juga: Orangtua Perlu Tahu, Rasa Bosan Pada Anak Tak Selalu Buruk

3. Memperkenalkan anak untuk takut akan Tuhan

Ajakrkan nilai-nilai agama pada anak. Hal ini akan membentuk norma-norma dan nilai-nilai.

Anak juga akan semakin memahami bahwa mencuri adalah perbuatan berdosa yang dilarang oleh agama.

Mengajarkan agama juga akan membuat etika dan moral mereka menjadi kuat, sehingga mereka akan takut untuk melakukan tindakan yang tidak pantas.

Jika anak pernah mencuri sebelumnya, ajaran agama juga akan membuat mereka berhenti mencuri.

4. Menjelaskan kosekuensi

Jelaskan pada anak apa konsekuensinya jika mereka mengambil sesuatu yang bukan miliknya tanpa izin.  Menjelaskan bukan berarti menakut-nakuti dengan hukuman.

Mulailah dengan memberi tahu mereka apa yang terjadi jika ia tertangkap basah saat mencuri. Tidak lagi boleh masuk ke dalam toko, bisa menjadi salah satu contoh konsekuensi karena mencuri.

Jika tindakan tersebut diulangi, korban pencurian bahkan dapat melaporkan hal tersebut ke polisi.  Dalam kasus yang parah, mereka bahkan mungkin harus bertanggung jawab di pengadilan.

Ceritakan hal ini pada anak untuk membuat mereka takut dan tak lagi mengulangi perbuatannya.

Baca juga: 5 Pembelajaran bagi Orangtua untuk Bentuk Kepribadian Anak

5. Ungkap rasa kecewa

Orangtua adalah sosok paling penting dalam hidup anak usia dini. Kekecewaan mungkin merupakan cara yang bagus untuk menghadapi anak-anak yang mencuri.

Kamu bisa mengungkapkan betapa kecewanya saat tahu dia sudah mencuri. Orangtua bisa mencoba untuk tak mengajak anak bicara untuk membuat mereka merasa bersalah secara sehat.

Hal ini akan memaksa anak meminta maaf dan tidak mengulangi hal yang sama di masa depan.

Mencuri tidak membuat seorang anak menjadi individu yang buruk. Beberapa faktor, seperti kebutuhan yang mendesak, pengaruh buruk, atau kecurangan, dapat menginspirasi tindakan tersebut.

Apapun alasannya, tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan.  Untuk anak usia dini, hal ini masih bisa diperbaiki, yang terpenting, orangtua harus memastikan bahwa hal itu tidak menjadi kebiasaan.

Kebiasaan yang terbentuk sejak usia dini dapat bertahan lama pada diri anak. Dalam beberapa kasus, cari bantuan profesional seperti psikolog anak untuk mengatasi hal ini.

Baca juga: Hindari Ini Saat Balita Sedang Tantrum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com