Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Pasang Sepatu di Depan DPR untuk Menghapus Kekerasan Seksual

Kompas.com - 25/11/2020, 18:45 WIB
Wisnubrata

Editor

Langkah berani

Adapun langkah yang dilakukan The Body Shop untuk mendorong pengesahan RUU PKS ini disebut sebagai langkah yang berani. Barangkali tidak ada brand lain yang mau mengusulkan hal seperti itu dengan berbagai pertimbangan.

Namun The Body Shop bukanlah nama baru dalam hal gerakan sosial maupun lingkungan. Sejak awal didirikan, brand asal Inggris ini berkomitmen untuk selalu ikut berjuang demi perubahan baik, terutama bagi perempuan, kemanusiaan, dan juga lingkungan.

Perusahaan ini sejak lama menolak pemakaian hewan dalam produk maupun percobaan. Mereka juga menggalang dana untuk mengembalikan berbagai habitat satwa yang terancam punah, termasuk orangutan Tapanuli.

Beberapa kampanye yang pernah dilakukan antara lain Stop Violence at Home (2004-2008) untuk mendesak pemerintah menerbitkan Undang-undang 23/2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Lalu kampanye Stop Child Trafficking pada tahun 2009-2012 mendesak pemerintah untuk meratifikasi UU Perdagangan Anak tahun 2012.

Saat ini, The Body Shop terus memperjuangkan hak perempuan melalui kampanye Stop Sexual Violence yang dimulai pada tahun 2020 untuk melindungi korban kekerasan seksual.

Baca juga: Ajakan Menghapuskan Kekerasan dan Pelecehan Seksual dari The Body Shop

Kampanye Stop Sexual Violence ini juga dilakukan karena berbagai latar belakang, yakni:

1. Peningkatan kasus kekerasan selama pandemi

Penelitian yang dilakukan oleh UNFPA pada tahun 2020 memperkirakan setidaknya akan ada lebih dari 15 juta kasus kekerasan dalam rumah tangga di seluruh dunia.

Jutaan perempuan dan anak-anak di setiap negara harus berjuang untuk kelangsungan hidup mereka, bukan hanya dari Covid-19 tapi juga dari kekejaman pelaku kekerasan di dalam rumah mereka sendiri.

2. Sulitnya akses bantuan untuk para korban

Pandemi membuat korban kekerasan seksual kesulitan untuk mengakses bantuan atau mendapatkan solusi atas masalahnya.

Sebelum pandemi, mereka butuh waktu 6 bulan agar yakin untuk melapor dan berkonsultasi, hingga bercerita ke keluarga dekat.

Kemudian selama pandemi, proses tersebut harus ditambah dengan tatap muka untuk rapid test atau swab test sebelum bisa mengakses tempat aman.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com