Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Pertanyaan "Wajib" Elon Musk Saat Mewawancarai Calon Karyawan

Kompas.com - 28/01/2021, 10:24 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Rekrutmen adalah hal yang penting bagi perusahaan.

Itulah mengapa perusahaan tak akan sembarangan menyeleksi karyawan.

Pendiri sekaligus CEO Tesla, Elon Musk, punya cara tersendiri bagaimana ia merekrut karyawan.

Menurutnya, hal terpenting bukan tentang edukasi atau latar belakang sekolah tempat calon karyawan tersebut lulus.

Sebaliknya, ia mencari bukti "kemampuan luar biasa" yang dimiliki calon karyawannya.

"Jika ada rekam jejak pencapaian yang luar biasa, maka kemungkinan besar itu akan berlanjut di masa mendatang,” ujarnya, seperti diungkapkan dalam sebuah wawancara pada 2014 bersama Auto Bild.

Masalahnya, orang bisa saja menceritakan pencapaian hebat yang mungkin sebetulnya tak ia raih.

Meski begitu, Musk punya cara sendiri untuk mengetahui mana kandidat yang berbohong dan mana yang mengungkapkan kebenaran.

Dalam World Government Summit pada 2017, ia menanyakan kandidat yang diwawancarainya satu pertanyaan yang sama.

"Coba ceritakan tentang masalah tersulit yang pernah Anda kerjakan dan bagaimana menyelesaikannya," demikian pertanyaan tersebut.

Menurutnya, pertanyaan itu terbilang manjur membuat kandidat mengungkapkan kebenaran.

Sebab, orang yang benar-benar pernah menyelesaikan suatu masalah akan tahu betul bagaimana dirinya menyelesaikan masalah tersebut dan tidak lupa dengan rinciannya.

"Mereka akan tahu dan bisa mendeskripsikan hingga detail paling kecil," ucapnya.

Baca juga: Hadapi Wawancara Kerja, Ajukan Pertanyaan ini kepada Pewawancara

Didukung penelitian

Keampuhan cara Musk ternyata sejalan dengan bukti ilmiah.

Setidaknya, sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Research in Memory and Cognition, Desember tahun lalu, memaparkan beberapa pendekatan yang diperlukan untuk "menangkap basah" pembohong ketika wawancara kerja.

Teknik semacam itu disebut "Asymmetric Information Management" (AIM).

Teknik itu dirancang untuk membuat orang yang diwawancara sebuah sarana yang jelas untuk menunjukkan bahwa mereka tidak berbohong atau bersalah kepada penyidik, dengan memberikan informasi serinci mungkin.

"Rincian detail adalah sumber bagi penyelidikan forensik dan dapat memberi penyidik fakta untuk diperiksa dan saksi untuk ditanyai," tulis salah satu penulis studi dan Pengajar Senior di Universitas Portsmouth, Cody Porter, dalam sebuah artikel untuk The Conversation.

Baca juga: Penting, Tunjukkan Soft Skill Saat Wawancara Kerja

Dia menambahkan, secara khusus pewawancara perlu menyampaikan pada orang yang diwawancara bahwa jika memberikan pernyataan yang lebih panjang dan rinci tentang peristiwa menarik maka pewawancara akan lebih mampu mendeteksi jika ada kebohongan.

Menurut Porter dan tim penelitinya, biasanya orang yang diwawancara akan berusaha menunjukkan bahwa mereka tidak bohong dan memberikan informasi yang lebih rinci atas tanggapan dari instruksi pewawancara.

Namun, orang-orang yang berbohong cenderung menahan informasi secara strategis karena tidak ingin kebohongannya diketahui.

"Asumsi mereka (orang yang berbohong) di sini adalah bahwa memberikan lebih banyak informasi akan memudahkan penyidik untuk mendeteksi kebohongan mereka."

"Jadi sebaliknya, mereka memberikan lebih sedikit informasi," katanya.

Penelitian tadi mengungkapkan bahwa teknik AIM mampu meningkatkan kemampuan mendeteksi kebohongan hingga hampir 70 persen.

Maka, itu bagus untuk Musk dan pewawancara kerja lainnya yang menerapkan strategi ini.

Namun, terlepas dari apakah pewawancara menerapkan teknik serupa atau tidak, cobalah berkata jujur ketika menjalani wawancara kerja.

Jika kamu benar-benar menginginkan pekerjaan yang kamu lamar, jangan pelit mengungkapkan segala sesuatu secara rinci.

Baca juga: Cara Menjawab Pertanyaan Jebakan dalam Wawancara Kerja

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com