KOMPAS.com - Banyak orang mengetahui fakta bahwa soft drink merupakan minuman yang tidak baik untuk kesehatan.
Minuman ini juga telah dikaitkan dengan risiko obesitas dan banyak masalah kesehatan lain karena kandungan gula yang berlebihan.
Walau begitu, kandungan kafein pada soft drink dipercaya mampu meningkatkan laju metabolisme dan dapat meningkatkan pengeluaran energi saat istirahat.
Sayangnya, itu bukan efek utama kebanyakan soft drink pada metabolisme. Sebaliknya, gula tambahan di dalamnya justru dapat memperlambat metabolisme tubuh.
Baca juga: 6 Makanan yang Meningkatkan Metabolisme dan Dapat Turunkan Berat Badan
Sebuah studi menunjukkan bahwa tidak semua gula diciptakan sama dalam hal mengganggu metabolisme.
Namun, gula yang sering digunakan dalam soft drink atau fruktosa tampaknya menjadi salah satu penyebab metabolisme melambat.
Apalagi, sebagian besar kandungan fruktosa di dalam soft drink relatif tinggi yakni sekitar 55 persen.
Sebuah studi tahun 2012 menunjukkan bahwa orang yang minum minuman manis fruktosa secara signifikan metabolisme mereka melambat dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi minuman manis fruktosa.
Baca juga: Sama-Sama Gula, Apa Bedanya Sukrosa, Glukosa, Fruktosa?
Ketika fruktosa melewati sistem pencernaan, itu akan berakhir di hati, di mana fruktosa diubah menjadi lemak yang meningkatkan kadar trigliserida.
Alhasil, terlalu banyak kalori dalam soda dan trigliserida tinggi dapat membuat kenaikan berat badan dan gangguan sindrom metabolik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.