Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2021, 09:39 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Bustle

KOMPAS.com - Serial Netflix asal Korea Selatan, Squid Game kini resmi menjadi salah satu tayangan paling sukses di platform streaming tersebut.

Popularitasnya mengalahkan Bridgerton, Sex Education, dan berbagai serial lainnya yang lebih dulu mendunia.

Hal ini tergolong mencengangkan, sebab serial ini ditayangkan dalam bahasa Korea yang masih tergolong asing di telinga banyak penonton Netflix.

Selain itu, kontennya juga cenderung penuh dengan kekejaman dan brutalitas, yang umumnya tidak cocok untuk semua orang.

Baca juga: Terlalu Populer, Squid Game Jadi Bahan Propaganda Korea Utara

Namun ketenaran film ini membuktikan banyak orang menikmati tontonan yang bersimbah darah dan tergolong keji.

Squid Game bercerita soal permainan mematikan yang dilakukan sekelompok orang demi mendapatkan sejumlah besar uang.

Di sisi lain, aksi bertahan hidup kontestannya ditonton oleh para miliarder yang menjadikannya hiburan semata.

Sebenarnya, serial sembilan episode ini merupakan kritik sosial mengenai ketidaksetaraan ekonomi dan ketidakstabilan finansial yang dirasakan oleh banyak orang di dunia.

Hal ini semakin terasa ketika pandemi terjadi secara global dan memperburuk keadaan.

“Orang-orang dapat mengidentifikasi dengan perasaan seolah-olah mereka bukan kelas penguasa, tetapi yang tertindas atau ditindas.”

Baca juga: Mengenal Dalgona Candy Squid Game dan Cara Membuatnya

Demikian kata, Dr. Eric Bender, seorang psikiater anak, remaja, dewasa, dan forensik berpendapat soal fenomena popularitas Squid Game ini.

Grace Jung, akademisi dari University of California, Los Angeles, AS, yang mempelajari sinema dan media juga ikut berpendapat.

Dia mengatakan, ada renonansi besar yang terkandung dalam plot cerita Squid Game.

Maksudnya tentang kesadaran bahwa semua hal dalam kapitalisme adalah investasi termasuk waktu, pinjaman bank, hipotek dan magang yang tidak dibayar.

Namun seringkali investasi itu tidak pernah mendatangkan imbalan yang seharusnya bagi orang berpenghasilan rendah.

"Utang membuat semua orang merasa rentan dan cemas dan putus asa," kata dia, seperti dikutip Bustle.

Baca juga: Seragam Penjaga Squid Game Laris Diburu Jadi Kostum Halloween

Darah sebagai penanda perjuangan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com