Sejak saat itu, Prada terus mengembangkan produk nilonnya, hingga menghasilkan berbagai produk dengan bahan nilon yang bagus, mulai dari rok, gaun, ikat kepala, hingga topi, dan puffer jacket.
Pada tahun 2019, label tersebut memperkenalkan Re-Nylon, alternatif dari produk-produk nilonnya di masa lalu, di mana setiap item terbuat dari Econyl, benang berkelanjutan yang terbuat dari limbah.
Tentu saja, kita tidak mungkin mengabaikan efek Y2K pada dunia mode. Begitu pula dengan tas nilon.
Jika tak percaya, buka saja TikTok, dan kamu akan melihat lautan tas Re-Edition dari Prada, yang merupakan iterasi baru dari tas Prada yang pernah dirilis pada tahun 2000, 2005, dan 2006 lalu.
“Generasi muda selalu googling untuk melihat apa yang dikenakan gadis-gdis pada tahun 90-an,” ujar Collins.
“Mereka akan melihat tas nilon iquitous dan ransel mini itu, lalu ingin meniru gaya itu di masa kini,” tambah dia.
Selain itu, semakin banyaknya desainer baru yang hobi bereksperimen dengan kain layaknya Sunnei hingga Marine Serre, tentu semakin banyak pula Gen Z yang tertarik pada semua item fesyen berbahan nilon, kan?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.