Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Imlek: Awal Mula, Tradisi, hingga Pantangan

Kompas.com - 06/01/2022, 07:40 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Zào Jun, Dewa Dapur

Tradisi lain yang menyelimuti perayaan Imlek adalah kepercayaan terhadap Zào Jun yang dipercaya sebagai Dewa Dapur.

Konon Zào Jun bersemayam di kompor atau area serupa di rumah dan disebut sebagai dewa yang paling sering berinteraksi dengan manusia.

Zào Jun akan mengawasi rumah, keluarga, dan bertanggung jawab atas makanan dan mata pencaharian mereka.

Pada hari kedua puluh tiga bulan lunar kedua belas, ia mengunjungi surga untuk melaporkan status keluarga kepada Kaisar Giok.

Zào Jun kemudian kembali ke bumi untuk memberkati atau menghukum keluarga.

Supaya terhindar dari hukuman Dewa Dapur, keluarga akan membuat permen malt atau saat ini disebut kue keranjang.

Kue ini dipercaya bisa mempermanis mulut Zào Jun sehingga ia hanya memuji keluarga dan menyatukan giginya agar tidak mengatakan hal buruk.

Baca juga: Berbentuk Sederhana, Inilah Kisah Mengagumkan di Balik Kue Keranjang

Legenda Suì 

Menurut legenda, ada roh jahat atau iblis yang bernama Suì yang datang pada malam Imlek untuk menakuti anak-anak.

Ia dipercaya akan menyentuh kepala anak-anak sebanyak tiga kali saat tidur, sehingga mereka mengalami demam dan halusinasi.

Untuk melindungi anak-anak dari Suì, orang tua akan menyalakan lilin dan tinggal di samping mereka sepanjang malam untuk menjaganya.

Pada satu malam tahun lunar, orangtua memberi anak mereka koin untuk dimainkan agar ia tetap terjaga.

Anak itu membungkus koin-koin itu dengan kertas merah dan membukanya sepanjang malam.

Orang tuanya kemudian meletakkan kertas merah dengan koin di bawah bantal si anak. Malam itu, ketika Suì datang untuk menyentuh kepala anak itu, koin-koin berkelebat dalam kegelapan dan menakuti Suì.

Bermula dari sini, pemberian amplop merah berisi uang dipercaya menjaga keselamatan anak-anak sekaligus membawa keberuntungan ketika Imlek.

Tradisi

Imlek secara tradisional merupakan waktu untuk menghormati dewa serta leluhur.

Tak mengherankan jika menjelang dan ketika Imlek, orang China akan memadati Kelenteng dan Litang untuk bersembahyang.

Secara umum adat dan tradisi Imlek di setiap wilayah berbeda-beda. Misalnya saja di Hong Kong, Imlek dirayakan dengan:

  • Makan malam dan reuni keluarga tahunan: ini menjadi waktu berkumpul dengan orang yang dicintai sambil berpesta. Makan malam juga sempurna untuk memulai Tahun Baru. Hidangan populer yang biasa disajikan adalah ikan kukus, lumpia, dan pangsit. Sedangkan untuk makanan penutup dan makanan ringan adalah kue beras, kue lobak, dan puding
  • Membersihkan rumah secara menyeluruh sebelum Imlek: orang China percaya tradisi ini dapat menghapus nasib buruk dan membawa keberuntungan
  • Dekorasi di pintu dengan banyak kertas merah: biasanya gambar Dewa Pintu sebagai penjaga yang datang untuk melindungi rumah akan ditempel dan dekorasi merah dipakai untuk mengusir Nian dan binatang buas lainnya. Selain itu ada juga kaligrafi dan bait puisi tentang nasib baik, kebahagiaan, kesehatan, dan kekayaan
  • Penyalaan petasan, pertunjukan barongsai, dan pemberian uang dalam amplop berwarna merah. Dalam bahasa Kanton, amplop merah disebut lai see, sedangkan dalam bahasa Mandarin disebut sebagai Hóngbao (angpau).

Menurut kepercayaan orang China, tradisi menyambut Imlek harus dipatuhi agar menerima keberuntungan.

Tapi, ada sejumlah larangan dan pantangan yang harus dihindari menjelang atau saat Imlek, di antaranya:

  • Sumpah dan kata-kata berkonotasi negatif seperti kematian, sakit, hantu, dan membunuh
  • Memecahkan keramik, peralatan makan, dan gelas. Ini dipercaya akan memutuskan hubungan seseorang dengan kemakmuran
  • Menggunakan sapu setelah Imlek atau menggunakan gunting, pisau atau benda tajam lainnya.

Baca juga: Mengenal 8 Makanan Khas Imlek dan Makna di Baliknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com