Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Asupan yang Harus Dihindari karena Dapat Meningkatkan Risiko Kanker

Kompas.com - 04/02/2022, 06:53 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Kanker adalah penyakit yang kompleks karena ada banyak jenis dan banyak penyebab potensialnya.

Ada berbagai faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan kanker seperti faktor internal dari susunan genetik dan riwayat keluarga.

Selain itu, faktor eksternal seperti pola makan dan gaya hidup kita juga memiliki peran yang cukup besar terhadap perkembangan kanker.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa 80 hingga 90 persen tumor ganas terkait dengan faktor eksternal.

Salah satu faktor gaya hidup yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah pola makan, karena makanan menjadi salah satu faktor risiko yang tinggi dari segala jenis kanker.

Nah, melansir dari laman Healthline, berikut ini terdapat beberapa makanan yang harus kita hindari karena dapat meningkatkan risiko kanker.

1. Daging yang telah diproses

Daging yang telah diproses merupakan semua jenis daging yang diawetkan dengan pengasapan, pengasinan, pengawetan, atau pengalengan.

Sebagian besar daging ini adalah daging merah. Beberapa contoh daging merah yang telah diproses antara lain, hot dog, sosis, daging ham, kornet, dan dendeng sapi.

Metode yang digunakan untuk membuat daging ini dapat membuat karsinogen yang menjadi penyebab terjadinya kanker.

Berdasarkan sebuah artikel tahun 2018, mengawetkan daging dengan nitrit dapat membentuk karsinogen yang disebut senyawa N-nitroso.

Di samping itu, mengasapkan daging juga dapat menyebabkan karsinogenik polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs).

Menurut ulasan tahun 2019, daging yang telah diproses merupakan faktor risiko utama kanker kolorektal dan kanker perut.

Kemudian, dalam sebuah ulasan tahun 2018, para peneliti juga menemukan bahwa mengonsumsi daging yang telah diproses dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Baca juga: 10 Langkah Cegah Kanker Rekomendasi Pakar Kesehatan Harvard

2. Makanan yang digoreng

Ketika makanan bertepung dimasak pada suhu tinggi, senyawa yang disebut akrilamida akan terbentuk.

Ini bisa terjadi selama kita menggoreng dan memanggang.

Makanan yang sangat tinggi akrilamida dapat kita temukan dalam produk kentang goreng dan keripik kentang.

Menurut tinjauan tahun 2018, akrilamida ditemukan bersifat karsinogenik dalam penelitian yang dilakukan pada tikus.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menganggapnya juga dapat bersifat karsinogenik bagi manusia.

Sementara itu, menurut sebuah studi tahun 2020, akrilamida ternyata dapat merusak DNA dan menginduksi apoptosis atau kematian sel.

Sehingga mengonsumsi terlalu banyak makanan yang digoreng dapat meningkatkan risiko kita untuk terkena diabetes tipe 2 dan obesitas.

Kondisi ini pun mampu meningkatkan stres oksidatif dan peradangan yang selanjutnya akan meningkatkan risiko kanker.

3. Makanan yang terlalu matang

Makanan yang terlalu matang atau sampai gosong, terutama daging, dapat menghasilkan karsinogen.

Menurut satu artikel pada tahun 2020, memasak daging dengan panas tinggi menciptakan PAH karsinogenik dan amina heterosiklik (HCA).

Zat ini diketahui dapat meningkatkan risiko kanker dengan mengubah DNA sel.

Di sisi lain, memasak makanan bertepung terlalu lama juga dapat meningkatkan pembentukan akrilamida.

Untuk mengurangi risiko karsinogen dari memasak dengan suhu tinggi, cobalah menggunakan metode memasak yang lebih sehat seperti merebus atau memanggang pada suhu yang lebih rendah.

Baca juga: 5 Makanan untuk Cegah Kanker Usus Besar

4. Produk susu

Ada beberapa bukti bahwa produk susu dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Adapun produk-produk tersebut dapat kita temui dalam susu, keju, dan yogurt.

Menurut sebuah review tahun 2014, mengonsumsi produk susu dapat meningkatkan kadar faktor pertumbuhan insulin 1 (IGF-1).

Ini terkait dengan risiko kanker prostat yang lebih tinggi karena IGF-1 dapat meningkatkan proliferasi atau produksi sel kanker prostat.

5. Gula dan karbohidrat olahan

Gula dan karbohidrat olahan secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko kanker.

Beberapa contohnya antara lain minuman dan makanan manis, makanan yang dipanggang, pasta putih, roti putih, beras putih, dan sereal manis.

Mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan bertepung dalam konsentrasi tinggi diketahui juga dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan obesitas.

Menurut sebuah studi tahun 2020, kedua kondisi tersebut bisa meningkatkan peradangan dan stres oksidatif yang kemudian meningkatkan risiko kita untuk terkena jenis kanker tertentu.

Sementara itu, menurut sebuah ulasan pada 2019, diabetes tipe 2 juga dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, payudara, dan endometrium (rahim).

Lalu, asupan gula dan karbohidrat olahan yang tinggi juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah tinggi, yang menurut sebuah studi tahun 2017, dapat menjadi faktor risiko kanker kolorektal.

Untuk membatasi efek samping dari karbohidrat olahan, cobalah mengganti makanan ini dengan alternatif yang lebih sehat seperti roti gandum utuh, pasta gandum utuh, dan beras merah.

6. Alkohol

Saat kita mengonsumsi alkohol, hati kita akan memecah alkohol menjadi asetaldehida yang merupakan senyawa karsinogenik.

Menurut sebuah ulasan pada 2017, asetaldehida dapat meningkatkan kerusakan DNA dan stres oksidatif.

Ini juga mengganggu fungsi kekebalan tubuh sehingga sulit bagi tubuh kita untuk menargetkan sel-sel prakanker dan kanker.

Menurut sebuah studi tahun 2015, alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh wanita. Hal ini juga terkait dengan risiko yang lebih tinggi untuk kanker payudara reseptor estrogen-positif.

Baca juga: Cegah Kanker Hati, Cobalah Konsumsi Sejumlah Makanan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com