Kaum lansia mesti mampu mengendalikan diri dan mempertimbangkan dengan matang segala keputusan yang diambil.
Pengendalian diri ini penting untuk memberi kesempatan merefleksikan segala konsekuensi dari suatu perbuatan.
Faktor penting lainnya adalah optimisme. Kaum lansia perlu tetap bersifat optimistis dalam situasi apapun.
Pengalaman buruk sekalipun bisa dijadikan kesempatan untuk belajar. Meningkatkan sikap positif dalam diri sendiri menjadi modal penting untuk selalu optimistis.
Kedekatan dengan keluarga tentu saja akan menjadi penyemangat hidup bagi para lansia.
Kedekatan itu tidak hanya berlangsung melalui kunjungan atau kontak fisik, tapi juga melalui sapaan hangat lewat sarana komunikasi seperti telepon atau whatsapp.
Kaum lasia perlu selalu bersyukur atas apa yang dialami dalam hidup ini. Rasa syukur ini akan menghindari mereka dari kebiasaan suka mengeluh dan menuntut.
Rasa syukur juga menjadi salah satu wujud pengungkapan iman yang dalam kepada Tuhan sebagai pemelihara kehidupan.
Menjadi lansia yang resilien itu merupakan suatu pilihan hidup yang senantiasa perlu diperjuangkan, khususnya di masa pandemi sekarang ini.
Dr. Raja Oloan Tumanggor
Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara