Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembuh dari Covid-19, Tak Boleh Langsung Berlari, Kenapa?

Kompas.com - 21/02/2022, 06:30 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

Lonjakan cedera

Penulis studi mencatat, data yang ada terkait infeksi dan cedera akibat Covid-19 dilaporkan sendiri oleh para peserta.

Peneliti tidak mengukur kapan infeksi Covid-19 dan cedera dialami peserta, sehingga mereka tidak dapat mengetahui penyebab pasti hal ini.

Namun, penulis studi, Brett Toresdahl dikejutkan oleh temuan studi tersebut.

"Saya tidak kaget jika ada perbedaan dalam tingkat cedera antara pelari yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi."

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Kapan Boleh Divaksin?

Demikian kata Toresdahl yang bekerja di rumah sakit bedah khusus di New York, AS itu.

"Tetapi saya tidak mengira perbedaan itu akan menjadi besar seperti yang kami temukan."

Mengapa pelari yang terkena Covid-19 lebih rentan mengalami cedera?

"Jika seseorang dinyatakan sehat (tidak terpapar Covid-19), beberapa minggu libur latihan tidak menimbulkan banyak perubahan kondisi bagi sebagian besar pelari," kata Toresdahl.

"Namun, infeksi dapat menyebabkan penurunan kekuatan dan kebugaran lebih signifikan."

"Covid-19 dapat memicu lebih banyak efek sistemik daripada flu biasa, yang mungkin menjelaskan temuan kami dalam studi ini."

Dalam penelitian tersebut, sekitar 41,4 persen peserta yang terkena Covid-19 melaporkan gejala sedang hingga parah.

"Para pelari ini kemungkinan libur beberapa hari atau minggu dari aktivitas olahraga karena gejala Covid-19 yang dialami," sebut dokter terapis fisik Andrea Myers.

Baca juga: Parosmia, Gangguan Rasa dan Penciuman Setelah Sembuh dari Covid-19

"Tergantung berapa lama mereka berhenti berolahraga, mereka mungkin kehilangan kekuatan, maksimum VO2 (VO2 max), dan atau massa tubuh tanpa lemak."

Seperti diterangkan Myers, pelari dengan Covid-19 yang parah bisa dianggap seperti pasien rumah sakit yang harus beristirahat total.

Banyak studi terdahulu yang memerlihatkan penurunan cepat dan signifikan dalam kebugaran kardiovaskular dan otot akibat beristirahat total (bed rest).

Dalam sebuah studi, VO2 max --indikator untuk mengukur kebugaran aerobik-- individu menurun 17 persen setelah beristirahat total selama 10 hari.

Baca juga: Gejala yang Tersisa Setelah Sembuh dari Covid-19

Sejumlah studi lain menunjukkan, istirahat total memicu penurunan VO2 max yang lebih signifikan pada individu dengan tingkat kebugaran yang lebih baik dibandingkan mereka yang kurang bugar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com