Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Bergosip Dilakukan Semua Orang Setiap Hari, Percaya?

Kompas.com - 31/03/2022, 13:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bergosip memang kerap terasa salah dan mengandung kesan rasa yang negatif. Kendati demikian, aktivitas ini -disadar atau tidak, umum dilakukan setiap hari.

Apalagi, jika yang dibicarakan adalah orang yang tidak disukai, mungkin atasan, mantan kekasih, atau bahkan calon mertua yang galak.

Ya, bergosip memang merupakan sesuatu yang dilakukan hampir semua orang, meski -tentu saja, beberapa orang lebih sering bergosip dibanding yang lainnya.

Lalu, bergosip juga mungkin menjadi salah satu kebiasaan buruk yang dilakukan secara diam-diam.

Baca juga: Mengapa Orang Rela Repot demi Bergosip Anonim di Dunia Maya?

Konklusi ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di University of California-Riverside.

Pertama-tama perlu dipahami definisi dari bergosip, yakni semua kegiatan membicarakan seseorang di belakangnya, baik itu dengan cara yang baik, buruk, atau netral.

“Dengan definisi itu, akan sulit untuk memikirkan seseorang tidak pernah bergosip sama sekali."

"Karena -jika tidak, artinya orang harus selalu membicarakan seseorang langsung di hadapannya,” ujar asisten profesor psikolog yang membantu memimpin penelitian, Megan Robbins.

Jika demikian, banyak orang juga tidak akan pernah bisa berbicara tentang seorang selebritas -misalnya, kecuali jika selebritas itu hadir langsung dalam percakapan itu. Sulit bukan?

Baca juga: Korea Utara Larang Warganya Bergosip Soal Berat Badan Kim Jong Un

Ilmuwan di University of California-Riverside lantas melakukan sebuah riset yang menempatkan alat pendengar portabel pada 467 responden.

Responden tersebut terdiri dari 269 wanita dan 198 pria, yang berusia 18-58 tahun.

Penelitian itu dilakukan untuk mengetahui siapa saja yang bergosip, seberapa banyak, dan tentang siapa.

Dari riset itu ditemukan bahwa sebagian besar gosip yang didengar dari percakapan itu bersifat netral.

Artinya, orang-orang yang terlibat hanya berbagi informasi tentang seseorang yang tidak hadir, dan sebagian besar gosip itu adalah tentang seorang kenalan.

Lalu terungkap pula, gosip tentang hal negatif ditemukan dua kali lebih lazim dibicarakan dibanding gosip positif, terutama pada mereka yang berumur lebih muda.

Baca juga: Terungkap, Ini Tipe Orang yang Suka Bergosip

Namun, lebih dari tiga perempat gosip yang terekam hanya membahas orang lain saja.

Di sisi lain didapat kesimpulan, rupanya bergosip dapat memperkuat persahabatan, dan secara ilmiah terbukti dapat membantu seseorang hidup lebih lama.

Kendati demikian, ada yang lebih menarik, yaitu terkait siapa saja yang bergosip, dan seberapa banyak ia bergosip.

Orang ekstrovert lebih banyak bergosip daripada introvert, dan orang yang lebih kaya serta berpendidikan lebih banyak bergosip daripada orang yang memiliki sedikit uang dan tingkat pendidikannya lebih rendah.

Wanita juga lebih banyak bergosip daripada pria, meski hanya secara netral.

Rata-rata, seseorang menghabiskan sekitar 52 menit dari 16 jam waktu bangunnya setiap hari untuk bergosip.

Intinya, studi itu menyimpulkan, gosip dilakukan semua orang, tak peduli statusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com