Lagi-lagi, hal ini dikritik karena tombol edit ditakutkan akan dipakai untuk menutupi pelecehana atau hate speech yang telah dilakukan, seolah-olah itu tidak pernah terjadi.
Baca juga: Ternyata, Begini Cara Melafalkan Nama Anak Kedua Elon Musk
Pemilik SpaceX ini juga menyatakan perlunya membuka algoritme Twitter di GitHub, situs yang populer di kalangan programmer untuk berbagi kode komputer.
Transparansi ini dianggap akan menjadi langkah baik untuk menuju keterbukaan media sosial.
Namun, Twitter dinilai memiliki algoritme yang padat dan rumit dengan miliaran konten yang tersedia tiap hari sehingga hanya akan membingungkan bagi orang umum.
Memerangi akun bot di Twitter, akun palsu yang diprogram untuk menanggapi tweet tentang topik tertentu, adalah perubahan lain yang dijanjikan Elon Musk.
Dia menyarankan, harus ada tindakan keras terhadap bot scammy yang mempromosikan keramaian cryptocurrency.
Ia juga ingin mengotentifikasi semua akun Twitter sebagai manusia asli, bukan akun robotik yang dibuat dengan tujuan tertentu.
Baca juga: Elon Musk Dinobatkan Jadi Person of the Year 2021, Apa Alasannya?
Elon Musk merencanakan Twitter memiliki mode berlangganan dengan berbagai fitur yang menarik.
Namun ia menjanjikan harganya akan sangat terjangkau dan menerima pembayaran dengan cryptocurrency seperti Dogecoin.
Donald Trump di-banned oleh Twitter setelah sejumlah cuitannya yang kontroversial dan dianggap melanggaran aturan.
Perubahan kepemilikan media sosial burung biru ini memunculkan wacana kembalinya mantan presiden AS ini ke Twitter.
Tentunya, hal ini langsung memicu kekhawatiran banyak pihak karena riwayat perilaku bermasalah Donald Trump di Twitter.
Baca juga: 10 Perempuan Paling Berpengaruh di Twitter, Anya Geraldine di Puncak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.