Dalam hal ini, mungkin kita membutuhkan minuman elektrolit untuk cepat menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Namun para ahli menyarankan, kita tidak perlu mengonsumsi minuman elektrolit jika hanya berolahraga ringan dan sedang.
Kemudian tidak perlu juga untuk konsumsi minuman elektrolit jika tubuh dalam keadaan sehat tanpa gangguan penyakit yang membuat kita kehilangan banyak cairan.
"Yang menimbulkan kekhawatiran adalah perusahaan memasarkan minuman elektrolit kepada orang-orang yang olahraganya cuma jalan kaki," kata Staci.
"Lalu orang-orang yang hanya berjalan di sekitar taman. Tidak banyak keringat yang keluar. Bahkan tidak melakukan aktivitas ekstrem."
Sejumlah produk juga menambahkan elektrolit ke dalam produk air mereka dan ditambahkan rasa. Tetapi mereka mengklaim bahwa itu untuk alasan kesehatan.
Padahal, air elektrolit yang dipasarkan dengan tambahan rasa tentu berbeda dengan minuman elektrolit yang dirancang untuk cepat menghidrasi tubuh.
Perhatikan pula saat membeli minuman elektrolit yang dirancang untuk rehidrasi harus menyebtkan jumlah masing-masing elektrolit pada botolnya.
Baca juga: Hindari Minuman Isotonik Usai Lari Jarak Pendek, Mengapa?
Ketika tubuh tidak membutuhkan elektrolit tapi, kita menambahkan lebih banyak garam ke makanan atau mengonsumsi minuman elektrolit dapat menimbulkan bahaya.
Satu alasan untuk tidak mengonsumsi minuman elektrolit ketika tubuh tidak membutuhkannya adalah untuk mencegah tubuh mengalami "kelebihan kadar elektrolit".
"Kelebihan kadar elektrolit dapat memperburuk tekanan darah," jelas Dr Staci.
Selain itu, minuman elektrolit yang termasuk kalium, kita perlu memerhatikan asupan kalium sehari-hari agar tidak menimbulkan masalah ginjal.
Terutama bagi orang dengan penyakit ginjal. Terlalu banyak kalium bisa memicu hiperkalemia - kondisi yang menyebabkan jantung berdebar, sesak napas, nyeri dada, mual dan muntah.
Oleh karena itu, perhatikan konsumsi minuman elektrolit jika kita benar-benar membutuhkannya.
Baca juga: Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.