Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 25/05/2022, 18:09 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sikap militan remaja di Indonesia dalam mengagumi sosok idola K-pop rasanya sudah diketahui secara luas.

Terlihat dari konflik penggemar NCT Dream yang menjadi pangkal Safa Space sehingga jadi trending topic di Twitter.

Berawal dari cuitan yang dianggap sebagai hinaan pada salah satu artis idola, Safa diancam dengan berbagai hal, termasuk diseret ke meja hijau.

Baca juga: Space Viral Jaemin-Renjun Bawa-bawa Kapolda, Ini Tanggapan Sosiolog...

Sejumlah konflik antar fandom juga kerap jadi bahasan di media sosial, menyoroti tingkah segelintir penggemar yang membabi-buta.

Sikap militan itu kembali terbukti dalam video viral yang merekam aksi penggemar ketika menyambut kedatangan NCT Dream di bandara Soekarno Hatta, Jakarta, akhir pekan lalu.

Dari cuplikan ini terlihat para fans yang histeris berlarian dan berkerumun menyambut kedatangan boygroup yang dijadwalkan tampil di Allo Bank Festival pada Kamis, 19 Mei lalu itu.

Sejumlah netizen bahkan menyamakan peristiwa itu dengan adegan zombie yang berlarian seperti di film Korea, Train to Busan.

Kejadian ini pun lantas membuat netizen lain bertanya-tanya.

Kenapa para remaja ini bisa begitu militan membela dan terlihat seolah "mendewakan" Idol KPop-nya?

Baca juga: 10 Idol Korea Ini Ternyata Fasih Berbahasa Inggris, Siapa Saja?

Popularitas K-Pop di kalangan remaja Indonesia

Penggunaan internet khususnya media sosial memang berpengaruh pada popularitas K-Pop dan budaya Korea Selatan di kalangan remaja Tanah Air.

Faktor ini tak lepas dari pengaruh kemajuan teknologi dan globalisasi.

Dua hal ini memungkinkan terjadinya interaksi lintas negara dan lintas budaya, terutama budaya populer di negeri ginseng.

Sementara hasil konseling yang dilakukan Nanda Rossalia, psikolog klinis dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya menyatakan, popularitas Idol K-Pop ini masif terjadi selama pandemi Covid-19 atau dua tahun terakhir lantaran stres berada di rumah.

Menurutnya, penyebab stres tersebut dapat berasal dari tekanan keluarga, yang makin sering berinteraksi selama WFH. 

Kemudian, para remaja itu melampiaskan stresnya ke media sosial, tempat para artis idolanya membangun kedekatan dengan penggemar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com