Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Dalam hidup, kita perlu orang lain untuk menjadi pendengar. Karena adanya orang lain untuk teman bercerita atau unek-unek akan berpengaruh terhadap suasan hati, bahkan kesehatan mental.
Joel Salinas, dalam penelitiannya yang dikutip Verywell menjelaskan bahwa memiliki pendengar yang andal akan berdampak lebih besar daripada mendapat dukungan emosional perkataan.
Dengan mendengarkan secara suportif memiliki banyak manfaat, seperti munculnya ikatan dan perasaan disayangi. Perasaan ini turut menstimulasi otak anak untuk menjauhi perasaan-perasaan negatif. Maka dari itu, kesehatan mental anak akan turut terjaga.
Hal ini juga disinggung dalam salah satu episode siniar Anyaman Jiwa yang bertajuk “Saat yang Dibutuhkan Hanya Mendengarkan Penuh Perhatian”. Penjelasan mengapa seseorang lebih sulit mendengarkan dibandingkan berbicara dibahas tuntas oleh dr. Dharmawan A. Purnama, PhD. Psychiatrist, Psikiater dan Founder Smart Mind Center Consulting.
Kathleen Welsch-Bohmer, Ph.D, psikiatri di Duke University School of Medicine, mengatakan “Mendengarkan secara suportif adalah membiarkan seseorang membicarakan masalah atau sesuatu dalam pikiran mereka sementara kita mendengarkan dengan tenang dan tidak menghakimi.”
Baca juga: Ini Penjelasan Ilmiah untuk Fenomena Kesurupan
Dalam siniar Anyaman Jiwa di atas, dijelaskan pula bahwa dalam hubungan asmara, kemampuan sebagai pendengar yang suportif diperlukan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa memberikan dukungan dengan mendengarkan bermanfaat.
Komunikasi yang memiliki kesamaan frekuensi biasanya tergantung pada lingkungan yang tepat. Hal ini karena adanya rasa kepercayaan yang membuat satu sama lain saling memahami kapan waktunya harus mendengarkan dan berbicara.
Dapat dikatakan, mendengarkan itu perihal rasa hormat dan kepercayaan. Siapa pun diizinkan untuk berbicara tanpa rasa takut diejek atau tidak didengarkan.
Maka dari itu, belajar kemampuan mendengarkan dengan baik juga dapat membangun hubungan emosional.
Kebanyakan orang egosentris dalam berkomunikasi. Misalnya, hanya ingin menunjukkan dirinya dan tidak memikirkan orang lain. Orang-orang dengan tipe ini tanpa sadar merendahkan orang lain dengan perilakunya.
Mendengarkan cerita orang lain dengan baik sama halnya dengan melakukan mindfulness. Mindfulness adalah salah satu jenis meditasi yang dapat melatih seseorang untuk fokus terhadap keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta menerimanya secara terbuka.
Dengan mendengarkan, kita dapat secara aktif mengontrol pikiran yang masuk. Melalui pikiran yang tenang, kita juga dapat lebih bijaksana dan terhindar dari pandangan negatif, baik terhadap orang lain maupun diri sendiri.
Baca juga: Kebiasaan Penting yang Sudah Diajarkan sejak Sekolah
Ketika menghadapi orang lain, mungkin akan sangat sulit untuk tidak segera memberikan respons terkait perkataan mereka yang membagikan ceritanya kepada kita.
Akan tetapi, mendengarkan secara aktif bukan berarti mengesampingkan diri sendiri dan berfokus sepenuhnya pada orang lain. Karena mendengarkan secara aktif memberikan perhatian dengan maksud untuk memahami konteks percakapan secara utuh.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.