Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 18/01/2023, 06:11 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Ular bisa berdiam di bawah lantai, pemanas, ketel, dan sumber panas lainnya yang berada di dalam rumah.

Dalam beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, ular bahkan ditemukan di bawah kasur.

Mungkin saja hewan melata tersebut memerlukan tempat yang lebih hangat mengingat tubuh manusia juga mengeluarkan panas.

Itu tentunya berbahaya bagi siapa pun karena orang yang baru saja terbangun bisa saja kaget dengan keberadaan ular.

Ular yang juga terkejut dan merasa terancam dengan keberadaan manusia bisa menyerang dengan cara menggigit.

Baca juga: Kerap Masuk Rumah, Ini Ciri-ciri Ular Weling yang Gigitannya Mematikan

3. Ular mencari tempat bersarang

Keberadaan ular di dalam rumah dianggap sebagian orang menjadi tanda kehadiran jin.

Padahal alasan logisnya ular membutuhkan tempat bersarang. Tidak menutup kemungkinan ular juga mencari tempat yang cocok untuk bertelur.

Dalam hal ini tingkat kelembapan dan suhu menjadi faktor yang penting supaya telur ular bisa menetas.

Karena alasan itulah ular bisa merambat di dinding berlubang atau ruang sempit di dalam rumah untuk bertelur.

Perlu diketahui bahwa kebanyakan ular tidak tinggal di dekat telurnya setelah bertelur, kecuali ular piton.

Ular biasanya menyukai titik-titik berikut ini ketika berada di rumah:

  • Dinding taman
  • Tumpukan kayu
  • Lembaran besi bergelombang
  • Halaman belakang
  • Tumpukan sampah daun
  • Kebun.

Baca juga: Apakah Ular Termasuk Hewan yang Pendendam?

4. Berlindung dari bahaya

Ular yang termasuk reptil tidak suka berada di alam terbuka dalam waktu yang lama.

Ular merasa aman jika berada di tempat-tempat yang tersembunyi, seperti bawah batang kayu, pohon, tumpukan sampah, atau rumput panjang.

"Tumpukan daun dan hiasan pagar memberikan kamuflase untuk ular yang memungkinkan ruang untuk bersembunyi dari pemangsa," jelas Vosseler.

Hewan melata tersebut menyukai tempat yang demikian untuk menguragni risiko tertangkap burung pemangsa dan hewan lain yang membahayakan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com