Latar belakang dari digital detox adalah sebuah kecurigaan terhadap dunia digital yang dianggap tidak mampu menyediakan sebuah relasi dan wajah manusia yang otentik (Syvertsen & Enli, 2020).
Kebisingan akibat gawai di waktu luang tidak boleh diremehken. Hilangnya relasi sosial menjadi salah satu kekuatiran yang selama ini sering diungkit-ungkit dari persoalan ketergantungan terhadap gawai.
Hal yang tidak kalah penting, tetapi jarang diungkit-ungkit, adalah tergusurnya schole di waktu luang. Persoalannya bukan sekedar hilangnya relasi personal, tetapi pembentukan wajah manusia yang otentik.
Hanya dengan pemenuhan kebutuhan dasar akan makna, maka wajah manusia yang otentik akan tercapai.
Ketidakmampuan untuk mengisi waktu luang dengan aktivitas kontemplatif akan menghalangi pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan makna.
Kemanusiaan tidak mungkin dirawat di tengah kebisingan, baik di dunia nyata maupun maya. Mobilitas cenderung didikte oleh cara berpikir yang pragmatis.
Keheningan memberikan ruang bagi manusia untuk bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang menawarkan cara berpikir dan bertindak yang lebih memberi makna.
Dari sinilah manusia dapat memenuhi kebutuhan dasarnya akan makna. Inilah sebenarnya yang menjadi relevansi dari pepatah Blaise Pascal di era digital ini.
Terlalu naif jika manusia menginginkan sebuah kehidupan tanpa ada persoalan. Bukan banyak sedikitnya persoalan atau besar kecilnya persoalan yang menentukan kemanusiaan manusia. Yang jauh lebih penting adalah pemenuhan kebutuhan dasar akan makna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.