Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Martinus Ariya Seta
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hobi membaca dan jalan-jalan. Saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang Pendidikan Agama di Julius Maximilians Universität Würzburg

Darurat Keheningan

Kompas.com - 03/09/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Latar belakang dari digital detox adalah sebuah kecurigaan terhadap dunia digital yang dianggap tidak mampu menyediakan sebuah relasi dan wajah manusia yang otentik (Syvertsen & Enli, 2020).

Kebisingan akibat gawai di waktu luang tidak boleh diremehken. Hilangnya relasi sosial menjadi salah satu kekuatiran yang selama ini sering diungkit-ungkit dari persoalan ketergantungan terhadap gawai.

Hal yang tidak kalah penting, tetapi jarang diungkit-ungkit, adalah tergusurnya schole di waktu luang. Persoalannya bukan sekedar hilangnya relasi personal, tetapi pembentukan wajah manusia yang otentik.

Hanya dengan pemenuhan kebutuhan dasar akan makna, maka wajah manusia yang otentik akan tercapai.

Ketidakmampuan untuk mengisi waktu luang dengan aktivitas kontemplatif akan menghalangi pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan makna.

Penutup

Kemanusiaan tidak mungkin dirawat di tengah kebisingan, baik di dunia nyata maupun maya. Mobilitas cenderung didikte oleh cara berpikir yang pragmatis.

Keheningan memberikan ruang bagi manusia untuk bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang menawarkan cara berpikir dan bertindak yang lebih memberi makna.

Dari sinilah manusia dapat memenuhi kebutuhan dasarnya akan makna. Inilah sebenarnya yang menjadi relevansi dari pepatah Blaise Pascal di era digital ini.

Terlalu naif jika manusia menginginkan sebuah kehidupan tanpa ada persoalan. Bukan banyak sedikitnya persoalan atau besar kecilnya persoalan yang menentukan kemanusiaan manusia. Yang jauh lebih penting adalah pemenuhan kebutuhan dasar akan makna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com