Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Obat Herbal, Manfaat, Jenis, dan Efek Sampingnya

Kompas.com - 13/09/2022, 13:47 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obat herbal masih diandalkan sebagian orang untuk memulihkan sekaligus menjaga kesehatan tubuh.

Bukan tanpa alasan mengapa obat herbal masih memiliki tempat yang istimewa di hati orang-orang yang mengutamakan gaya hidup sehat.

Pasalnya obat herbal dinilai lebih aman, minim efek samping, mudah didapat, terjangkau, sekaligus berkhasiat ketika dikonsumsi.

Hal tersebut membuat eksistensi obat herbal bertahan hingga kini walau secara efektivitas harus bersaing dengan obat kimia.

Baca juga: Waspada Terkena Beragam Penyakit, Cegah dengan Obat Herbal Ini

Tapi, benar tidak sih mengonsumsi obat herbal lebih baik daripada obat kimia? Berikut penjelasannya.

Apa itu obat herbal?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obat herbal terdiri dari jamu, bahan herbal, sediaan herbal, maupun produk jadi herbal.

Obat herbal juga dikategorikan sebagai pengobatan yang mengandung bahan aktif dari bagian tumbuhan, bahan tumbuhan lain, atau kombinasinya.

Menilik pengertian dari WHO, obat herbal tentunya berbeda dengan obat tradisional -meski keduanya bisa memiliki kaitan sejarah.

WHO menjelaskan bahwa obat tradisional bersumber dari pengetahuan, keterampilan, dan praktik berdasarkan teori, kepercayaan, dan pengalaman.

Itu semua bisa didapat dari budaya yang berbeda, baik yang dapat dijelaskan atau tidak, yang digunakan untuk menjaga kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosis, perbaikan atau pengobatan dari penyakit fisik dan mental.

Baca juga: Masih Pandemi, Suplemen Herbal Bisa Jadi Asupan untuk Jaga Imunitas

Jenis obat herbal

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membagi obat herbal menjadi tiga jenis, yakni obat tradisional, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.

Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Kepala BPOM No HK.00.05.4.2411 tertanggal 17 Mei 2004.

1. Obat tradisional

BPOM menjelaskan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan dari bahan berupa tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut.

Dalam hal ini, obat tradisional secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan.

2. Obat Herbal Terstandarisasi (OHT)

OHT adalah sediaan obat bahan alami yang keamanan dan khasiatnya sudah dibuktikan secara ilmiah.

Hal itu bisa dibuktikan melalui uji praklinik atau percobaan hewan dan mempunyai bahan baku yang telah terstandarisasi.

OHT dapat dikonsumsi dalam bentuk pil, tablet, minuman pereda haid, termasuk obat cair untuk masuk angin.

3. Fitofarmaka

Fitomarkana adalah obat bahan alami yang keamanan dan khasiatnya sudah dibuktikan secara ilmiah melalui uji praklinik (hewan percobaan) dan uji klinik (manusia) dan bahan baku serta produknya sudah distandarisasi.

Baca juga: 5 Obat Herbal untuk Turunkan Kadar Kolesterol Jahat

Ilustrasi peracik jamu.Shutterstock/Odua Images Ilustrasi peracik jamu.
Manfaat obat herbal

Mengingat bahannya berasal dari sumber alami, ada berbagai manfaat yang bisa dirasakan ketika mengonsumsi obat herbal. Berikut di antaranya.

1. Minim efek samping

Obat herbal secara umum lebih "bersahabat" dengan tubuh. Ketika dikonsumsi pada dosis yang dianjurkan, obat ini lebih minim efek samping.

Dengan mengonsumsi obat herbal, orang-orang juga dapat mengurangi ketergantungan pada obat sintetis beserta efek sampingnya.

Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter apabila ingin mengonsumsi obat herbal ketika resep obat kimia masih berjalan.

2. Kesehatan holistik

Obat herbal dapat menawarkan manfaat kesehatan secara holistik dan menjaga kesiembangan dalam tubuh.

Selain itu, mengonsumsi obat herbal dapat memberikan pengetahuan kepada konsumen untuk mencegah penyakit, mengelola kondisinya, dan menunjang penyembuhan.

Setelah terbiasa dengan obat herbal, tubuh dapat merasakan dampak positifnya dan mampu mendorong perubahan gaya hidup ke arah yang lebih baik.

3. Lebih terjangkau

Bolak-balik berkonsultasi ke dokter tentunya membuat pengeluaran membengkak, meski beberapa penyakit ter-cover oleh BPJS maupun asuransi.

Akan tetapi obat herbal dapat dijadikan alternatif sebagai pengobatan yang lebih terjangkau lantaran berasal dari bahan-bahan alami.

Baca juga: Seduhan Herbal untuk Tingkatkan Kekebalan Tubuh

Efek samping obat herbal

Meski mendatangkan manfaat kesehatan untuk tubuh, jangan kira obat herbal merupakan solusi dari segala macam penyakit.

Pasalnya, di balik embel-embel "bahan alami", obat herbal memiliki efek samping yang sebaiknya diketahui sebelum dikonsumsi.

Hal itu bisa disebabkan oleh beberapa obat herbal yahg tidak melalui pengujian klinis sebelum diedarkan.

Sebagian dari obat herbal yang ada bahkan dapat menimbulkan dampak yang negatif terhadap obat medis tanpa resep dokter yang dijual bebas.

Apabila dikonsumsi, obat herbal bisa menyebabkan berbagai efek samping sebagai berikut:

Saran mengonsumsi obat herbal

Karena obat herbal bisa mendatangkan efek samping, maka pastikan kandungan pada kemasan sebelum dikonsumsi. Lebih baik, apabila obat herbal dikonsultasikan dengan dokter.

Ingatlah juga untuk mengikuti aturan pakai menurut petunjuk pada kemasan dan cari tahu siapa saja yang bisa mengonsumsi obat herbal.

Apabila mereasa tidak yakin dengan obat herbal yang akan dikonsumsi, hubungi dokter naturopati atau ahli obat herbal.

Jangan lupa untuk memperhatikan efek samping setelah mengonsumsi obat herbal. Apabila muncul reaksi, segera hentikan konsumsi obat herbal.

Yang tidak kalah penting adalah pastikan obat herbal yang diminum telah memiliki izin BPOM dan perhatikan batas waktu pemakaian.

Baca juga: Tak Semua Minuman Herbal Baik dan Sehat untuk Dikonsumsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com