KOMPAS.com - Tinggi badan seringkali dianggap sebagai tolak ukur sosok yang menarik bagi pria dan juga wanita.
Tak heran jika banyak orang yang terobsesi memiliki tinggi badan ideal dengan melakukan berbagai cara.
Mulai dari minum pil peninggi badan sampai latihan khusus agar pertumbuhan tinggi badan bisa maksimal.
Baca juga: Apakah Tinggi Badan Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Tertentu?
Sayangnya, sejumlah upaya meninggikan badan yang mungkin kita kenal selama ini tidak semuanya tepat.
Beberapa di antaranya mungkin hanya sebuah mitos yang beredar dari mulut ke mulut sampai turun-temurun.
Maka dari itu, simak penjelasan berikut ini seputar fakta terkait tinggi badan pada manusia sebagai berikut, seperti dilansir Healthline.
Beberapa faktor berkontribusi dalam meningkatkan tinggi badan.
Misalnya mengonsumsi makanan bernutrisi, istirahat yang cukup, gaya hidup aktif dan mempertahankan latihan tertentu untuk memiliki postur tubuh yang ideal.
Namun, upaya tersebut ternyata tidak terlalu berdampak pada tinggi badan seseorang.
Fakta penelitian menyebutkan bahwa tinggi badan 80 persen dipengaruhi oleh faktor genetika alias keturunan.
Baca juga: Seberapa Besar Faktor Keturunan Memengaruhi Tinggi Badan Anak?
Mungkin banyak orang yang masih percaya jika masa pertumbuhan tinggi badan terhenti setelah masa pubertas.
Padahal menurut laman Healthline, setelah usia 2 tahun, sebagian besar anak dapat tumbuh 6,35 cm setiap tahun.
Setelah masa pubertas, kecepatan pertumbuhan mungkin melambat. Namun, masa pertumbuhan masih terus terjadi dengan catatan setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda-beda.
Misalnya pada anak perempuan, yang mana masa pertumbuhan dimulai pada awal masa remaja.