Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Mengenai Tinggi Badan dan Cara Mengoptimalkannya

Kompas.com - 14/09/2022, 05:36 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Tinggi badan seringkali dianggap sebagai tolak ukur sosok yang menarik bagi pria dan juga wanita.

Tak heran jika banyak orang yang terobsesi memiliki tinggi badan ideal dengan melakukan berbagai cara.

Mulai dari minum pil peninggi badan sampai latihan khusus agar pertumbuhan tinggi badan bisa maksimal.

Baca juga: Apakah Tinggi Badan Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Tertentu? 

Fakta seputar tinggi badan dan faktor yang memengaruhinya

Ilustrasi tinggi badan anakDok. Shutterstock Ilustrasi tinggi badan anak

Sayangnya, sejumlah upaya meninggikan badan yang mungkin kita kenal selama ini tidak semuanya tepat.

Beberapa di antaranya mungkin hanya sebuah mitos yang beredar dari mulut ke mulut sampai turun-temurun.

Maka dari itu, simak penjelasan berikut ini seputar fakta terkait tinggi badan pada manusia sebagai berikut, seperti dilansir Healthline.

  • 80 persen ditentukan oleh genetika

Beberapa faktor berkontribusi dalam meningkatkan tinggi badan.

Misalnya mengonsumsi makanan bernutrisi, istirahat yang cukup, gaya hidup aktif dan mempertahankan latihan tertentu untuk memiliki postur tubuh yang ideal.

Namun, upaya tersebut ternyata tidak terlalu berdampak pada tinggi badan seseorang.

Fakta penelitian menyebutkan bahwa tinggi badan 80 persen dipengaruhi oleh faktor genetika alias keturunan.

Baca juga: Seberapa Besar Faktor Keturunan Memengaruhi Tinggi Badan Anak?

  • Pertumbuhan tidak terhenti setelah masa pubertas

Mungkin banyak orang yang masih percaya jika masa pertumbuhan tinggi badan terhenti setelah masa pubertas.

Padahal menurut laman Healthline, setelah usia 2 tahun, sebagian besar anak dapat tumbuh 6,35 cm setiap tahun.

Setelah masa pubertas, kecepatan pertumbuhan mungkin melambat. Namun, masa pertumbuhan masih terus terjadi dengan catatan setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda-beda.

Misalnya pada anak perempuan, yang mana masa pertumbuhan dimulai pada awal masa remaja.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com