Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Meninggalkan Toxic Relationship, Jangan Mau Disakiti Terus

Kompas.com - 03/10/2022, 12:11 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apabila toxic relationship tidak bisa dibenahi, hubungan beracun seperti ini sebaiknya ditinggalkan.

Pasalnya toxic relationship membuat salah satu atau kedua belah pasangan menjadi patah arang, depresi, dan lesu.

Namun, meninggalkan toxic relationship yang melelahkan hati, pikiran, dan fisik tidak semudah seperti yang dibayangkan.

Tidak sedikit orang yang tidak mampu, bahkan tetap bertahan dengan toxic relationship walau menyadari dirinya terus disakiti.

Baca juga: 11 Alasan Seseorang Sulit Terbebas dari Toxic Relationship

Apa itu toxic relationship?

Ada beberapa cara yang dapat dicoba untuk meninggalkan hubungan yang kadung beracun.

Namun, tidak ada salahnya memahami terlebih dulu seperti apa toxic relationship dalam masalah percintaan.

Dikutip dari Very Well Mind, toxic relationship termasuk hubungan berbahaya yang ditandai dengan beberapa hal.

Hubungan beracun biasanya ditandai dengan kekerasan fisik, perselingkuhan berulang, dan perilaku seksual yang tidak pantas.

Tapi, tidak jarang tanda-tanda toxic relationship tidak kentara karena salah satu pasangan berperilaku sopan, tidak jujur, dan berusaha mengendalikan.

Baca juga: Pahami 7 Tanda Toxic Relationship, Akhiri Sebelum Semakin Parah

Kenapa meninggalkan toxic relationship begitu sulit?

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa toxic relationship membawa kerugian bagi salah satu atau kedua pasangan.

Tetapi, pasangan yang tahu hubungannya tidak sehat, seringkali sulit untuk meninggalkan kondisi seperti ini.

Sulitnya pasangan meninggalkan toxic relationship ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.

1. Rasa takut

Dalam hubungan yang toxic, salah satu pasangan cenderung manipulatif terhadap doi-nya.

Perilaku manipulatif kepada pasangan yang menjadi korban toxic relationship, meliputi ancaman fisik dan emosional.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan, pasangan yang manipulatif memberikan ancaman dalam hal keuangan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com