KOMPAS.com - Rekaman Rizky Billar yang melempar bola biliar ke Lesti Kejora menguatkan dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukannya.
Di hadapan banyak orang, pesinetron itu tak ragu menumpahkan amarahnya kepada istrinya.
Meski lemparannya meleset, akibat terpeleset, namun perilakunya menunjukkan adanya masalah temperamen dalam dirinya.
Sifat ini tentunya berbahaya untuk orang di sekitarnya termasuk pasangan dan keluarganya.
Baca juga: Viral, Video CCTV Saat Rizky Billar Lempar Bola Biliar ke Arah Lesti Kejora
Orang temperamen tinggi lebih mudah tak ragu meluapkan emosinya itu di hadapan banyak orang.
Mereka mungkin menyalurkannya dengan cara berteriak, meremas benda di sekitarnya, dan menangis, yang tergolong masih sehat dan tidak berbahaya.
Namun dalam sejumlah kasus, perilaku orang dengan anger issue bisa jadi berbahaya untuk sekitarnya, termasuk perilaku KDRT.
Baca juga: Tips Mengendalikan Rasa Marah
Berbagai cara di atas masih tergolong sehat dan tidak berbahaya namun bisa saja mengarah pada tinda
Adapun, ciri-ciri orang dengan temperamental antara lain:
Ledakan emosi orang dengan temperamen tinggi biasanya tanpa peringatan dan muncul begitu saja.
Baca juga: Pentingnya Kendalikan Emosi dengan Bijak
Kemarahan yang tidak dapat diprediksi dan tidak terkendali yang dialami oleh bertemperamen tinggi memicu sejumlah masalah dalam hidupnya.
Khususnya berkaitan dengan hubungan sosial, fisik, dan bahkan psikologis.
Ledakan emosi yang bisa muncul sewaktu-waktu tentu membuat pasangan, teman, rekan kerja dan kolega menjadi was-was.
Mereka merasa perlu berhati-hati dan gelisah saat berinteraksi sehingga kemudian menjauh.
Baca juga: Anak Pemarah Berisiko Penyakitan Saat Dewasa
Perilaku temperamental memicu napas menjadi berat, kulit memerah dan pembuluh darah berdenyut kencang, lebih dari seharusnya.
Tak hanya itu, dampak lainnya termasuk:
Marah memicu tekanan darah tinggi bukan hanya mitos namun benar adanya.
Bahkan, tubuh akan kesulitan menurunkan tekanan darah, yang seharusnya dilakukan ketika tidur, akibat perilaku kita sendiri.
Kemarahan dapat menyebabkan peningkatan produksi katekolamin dan kortikosteroid yang berlebihan.
Hal ini memengaruhi respons stres tubuh, perasaan marah yang sering dapat menyebabkan gangguan pada ritme jantung dan masalah dengan pembuluh darah.
Efek ini bertanggung jawab atas hubungan umum antara kemarahan dan penyakit jantung koroner.
Baca juga: Sifat Pemarah Memicu Tekanan Darah Tinggi
Masalah temperamen cenderung memicu gaya hidup tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi kafein berlebih, makan makanan berkalori tinggi, atau mengonsumsi alkohol.
Biasanya itu dilakukan sebagai upaya untuk menenangkan saraf setelah ledakan atau meredam rasa bersalah yang dirasakan.
Masalah kontrol emosi juga meningkatkan risiko bulimia, berdasarkan riset kesehatan.
Perasaan negatif yang berasal dari kemarahan dapat ditelusuri ke kebutuhan untuk makan berlebihan dan muntah sesudahnya.
Tautan ini lebih tinggi pada orang dengan sifat yang lebih impulsif.
Biasanya ini dialami oleh penderita depresi mayor, selain juga keluhan kesedihan, kelelahan, dan kurangnya minat pada hal-hal yang sebelumnya dinikmati.
Jika terus-menerus kehilangan kesabaran karena hal sepele, bisa jadi kita menderita kecemasan atau anxiety.
Penelitian telah menunjukkan bahwa perasaan marah yang intens dan sering diketahui terkait dengan gejala fisik kecemasan
Baca juga: Mengenali Sifat Temperamental dan Cara Sehat Mengatasinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.