Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2022, 05:53 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Penyakit sifilis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum sudah tidak asing lagi didengar.

Sifilis yang umumnya menyebar melalui kontak seksual ini juga sering disebut sebagai penyakit raja singa.

Pada penderita raja singa, akan muncul luka yang tidak menyakitkan di area organ vital, dubur, atau mulut.

Setelah infeksi awal, bakteri bisa saja tidak aktif di dalam tubuh dan tidak menunjukkan gejala selama beberapa tahun.

Kendati demikian, penderita sifilis masih dapat menularkan bakteri tersebut kepada pasangan seksualnya.

Baca juga: 9 Gejala Penyakit Menular Seksual yang Tak Boleh Diabaikan

Bahaya sifilis jika tidak diobati

Dikutip laman WebMD, jika dibiarkan bertahun-tahun tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan jantung, pembuluh darah, otak, dan sistem saraf.

Juga, penyakit itu meningkatkan risiko kebutaan, kelumpuhan, serta HIV --virus yang memicu AIDS.

Seiring berjalannya waktu, sifilis dapat merusak organ tubuh dan menyebabkan kematian.

Kabar baiknya, sifilis yang diketahui sejak tahap awal masih bisa disembuhkan.

Perawatan untuk penyakit sifilis

Pengobatan yang dianjurkan pada semua tahap sifilis adalah antibiotik penisilin.

Apabila kita terinfeksi sifilis kurang dari satu tahun, kita hanya memerlukan satu dosis suntikan penisilin.

Namun, dosis kemungkinan harus ditambah bagi mereka yang menderita sifilis lebih dari satu tahun.

Sejauh ini, belum ada obat yang dijual bebas di pasaran atau obat alami yang bisa menyembuhkan sifilis, kecuali antibiotik penisilin.

Baca juga: Apakah Kondom Bisa Mencegah Penyakit Menular Seksual?

Pengobatan sifilis bagi ibu hamil

Ibu hamil yang mengalami sifilis dianjurkan untuk mendapatkan pengobatan, sebab berpotensi menularkan penyakit ke janin atau bayi.

Bagi ibu hamil yang alergi terhadap penisilin, dokter biasanya akan meminta pasien menjalani prosedur khusus yang dapat membantu mereka untuk mendapatkan antibiotik.

Halaman:
Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com