Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 25 November 2022, 15:35 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber BestLife

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi jika teman di sekitar kita dapat membawa pengaruh pada kehidupan dan perilaku, termasuk dalam hal selingkuh.

Ya, bergaul dengan teman yang selingkuh bisa memicu kita untuk melakukan hal yang sama.

Bahkan anggapan itu dapat dibuktikan melalui sejumlah penelitian dan para peneliti menyimpulkan kalau perilaku tidak setia dengan pasangan itu dapat menular. 

Baca juga: 8 Masalah Cinta yang Lebih Buruk daripada Selingkuh 

Bergaul dengan tukang selingkuh memicu hasrat untuk selingkuh

Salah satu cara mengatasi trauma perselingkuhan adalah dengan mengomunikasikan trauma yang dirasakan kepada konselor atau psikiater.Shutterstock/Prostock-studio Salah satu cara mengatasi trauma perselingkuhan adalah dengan mengomunikasikan trauma yang dirasakan kepada konselor atau psikiater.

Ada sejumlah alasan bergaul dengan teman yang selingkuh bisa memicu kita atau pasangan melakukan hal yang sama.

Meskipun penyebab perselingkuhan dapat bervariasi bagi setiap individu atau pasangan.

Tapi, menurut penelitian terbaru, situasi di dalam pergaulan atau lingkungan kita turut "mengiyakan" sebuah norma yang dianggap wajar.

Melansir Best Life, bergaul dengan teman yang tukang selingkuh bisa memicu kita atau pasangan melakukan hal yang sama karena ada suatu norma yang dianggap benar. 

Selingkuh dipengaruhi norma dalam pertemanan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang mana tindakan, cara perpikir sampai perasaan turut dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita.

Di dalam suatu lingkungan tertentu, sudah pasti ada budaya atau norma-norma sosial yang terbentuk di dalamnya.

Hal itulah yang secara tidak disadari membentuk suatu pemikiran hingga perilaku yang dianggap wajar, mungkin saja termasuk perselingkuhan.

Menurut Brianne Billups, seorang konselor pernikahan bersertifikat dari Amerika Serikat, di dalam suatu lingkungan ada praktik atau perilaku yang kita lihat serta diperlihatkan orang lain.

Kemudian praktik atau perilaku tersebut secara perlahan membentuk pola yang dapat diterima dan tidak dapat diterima oleh suatu kelompok pergaulan.

Boston University School of Public Health menyebutkan, konsep ini adalah fokus utama dari teori norma sosial, yang mengevaluasi "pengaruh teman sebaya, dan peran yang dimainkannya dalam pengambilan keputusan individu seputar perilaku."

Berdasarkan teori itu, teman kita kemungkinan memiliki pengaruh lebih besar pada hubungan dari yang kita kira.

Menurut Gurit Birnbaum, PhD, seorang profesor psikologi di Universitas Reichman, Israel, mereka yang terikat di dalam sebuah hubungan monogami cenderung menggunakan strategi untuk mengurangi ketertarikan terhadap orang lain demi menghindari perselingkuhan.

Namun pada sebuah studi baru menemukan fakta bahwa ketika orang melihat orang lain di sekitarnya selingkuh, mereka cenderung tidak menggunakan "strategi perlindungan dalam hubungan" itu.

Baca juga: Mimpi Pasangan Selingkuh, Ini 4 Kemungkinan Artinya 

Selingkuh bisa menular?

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Archives of Sexual Behavior tahun ini bahkan meninjau apakah perselingkuhan itu dapat menular? Dan jawaban singkatnya adalah, ya.

Menurut temuan studi, melihat teman sendiri berselingkuh dapat mengurangi komitmen para peserta studi terhadap hubungan mereka saat ini, serta mengurangi keinginan mereka untuk menolak godaan.

"Temuan ini menunjukkan bahwa lingkungan menumbuhkan kemungkinan perselingkuhan yang lebih besar, mengurangi motivasi untuk melindungi ikatan dengan pasangan saat ini."

"Lingkungan seperti itu dapat membuat orang lebih rentan dan secara tidak langsung akan menginfeksi yang lainnya," jelas profesor Birnbaum.

Dalam pergaulan itu, kemungkinan ada norma-norma yang dianggap wajar, meskipun perilaku selingkuh sebetulnya tidak dapat dibenarkan.

Penelitian tersebut menggunakan tiga tes untuk mengevaluasi kemungkinan perselingkuhan yang dikatakan bisa "menular".

Kondisi emosional dan mental yang memburuk bisa menjadi dampak perselingkuhan dalam rumah tangga.Shutterstock/fizkes Kondisi emosional dan mental yang memburuk bisa menjadi dampak perselingkuhan dalam rumah tangga.

Peneliti melakukan tiga studi terpisah, atau tes, yang mana peserta dihadapkan pada perilaku selingkuh yang ditunjukkan oleh orang lain atau bahkan teman dekatnya.

Sebagai bagian dari tes pertama, peserta penelitian diperlihatkan temuan yang melaporkan tingkat perselingkuhan yang tinggi atau rendah.

Setelah itu, mereka diminta untuk menulis fantasi seksual pertama yang mereka pikirkan.

Kemudian hal itu dievaluasi dan "dinilai untuk tingkat keinginan" terhadap pasangan saat ini.

Untuk tes kedua, para peneliti menggunakan lebih banyak ukuran "obyektif" untuk mengevaluasi bagaimana paparan lingkungan yang diterima pada berbagai bentuk selingkuh hingga kecurangan.

Untuk melakukannya, peserta membaca cerita tentang perselingkuhan romantis atau perilaku menyontek (seperti dalam ujian).

Setelah membaca pernyataan tersebut, mereka diminta menilai daya tarik orang asing dan memutuskan apakah mereka bisa menjadi calon pasangannya.

Sebagai bagian dari tes akhir, peneliti ingin melihat apakah paparan terhadap perilaku selingkuh juga meningkatkan upaya mereka untuk melakukannya melalui flirting atau menggoda.

Kemudian hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tingginya minat untuk selingkuh atau bahkan menyontek dalam ujian juga dipengaruhi oleh perilaku di lingkungan sekitar dan cerita apa yang mereka tangkap.

Bahkan ada jawaban terkait keinginan para peserta untuk berinteraksi dengan orang yang dianggapnya menarik, selain pasangan.

Dalam hal ini, perilaku yang dipengaruhi oleh teman dan lingkungan juga sedikit mengubah pandangan mereka terhadap suatu hubungan.

Baca juga: Perhatikan, 5 Tips untuk Hentikan Kebiasaan Selingkuh 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau