"Saat mulai makan vegan, tantangan terbesar mungkin adalah mencari tahu cara memasukkan nutrisi yang biasanya kita dapatkan dari produk hewani," kata Geib.
Dapatkan nutrisi dari makanan utuh dan bukan suplemen jika memungkinkan seperti:
Apabila kita biasanya mendapatkan kalsium dari produk susu, cobalah makan kacang-kacangan dan sayuran berdaun hijau gelap untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan.
Makanan kaya zat besi bisa didapatkan melalui bayam, edamame, dan brokoli.
Pastikan untuk makan zat besi nabati dengan makanan tinggi vitamin C (seperti paprika, bayam, dan ubi jalar), yang bisa membantu penyerapan.
Temukan lemak tak jenuh ini dalam alpukat, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau.
Kita mungkin sudah memiliki banyak sumber protein nabati di dapur. Pilihan yang baik adalah edamame, tahu, selai kacang, kacang-kacangan, gandum, dan quinoa.
Baca juga: Tren Minum Susu Vegan Tak Selamanya Sehat, Ini Kata Ahli
Saat mendaftar untuk tantangan veganuary, kita akan memiliki akses ke resep, rencana makan, panduan nutrisi, dan bahan pelatihan yang akan membantu kita memulainya.
Tetapi, ada banyak sumber vegan lain yang juga tersedia.
Geib menyarankan untuk mencarinya secara seperti resep atau ide makan malam vegan yang ramah keluarga beserta dengan informasi nutrisi.
Berpartisipasi dalam tantangan apa pun akan lebih menyenangkan jika kita melakukannya bersama teman, rekan kerja, atau anggota keluarga.
"Jika pasangan kita berpartisipasi, itu akan membuat pola makan vegan jauh lebih mudah," tutur Geib.
"Tetapi, jika keluarga kita tidak mau makan lebih sehat, dengan mereka memberikan dukungan saja itu sudah membuat perbedaan besar," imbuh dia.
Veganuary adalah tantangan selama sebulan, tetapi jika kita merasa baik dan menikmati perubahan, pertimbangkan untuk melanjutkan gaya hidup vegan.
Dan bahkan jika kita tidak cocok dengan pola makan vega, kita masih bisa mendapatkan manfaat dari pola makan nabati.
Baca juga: Spirit Berkelanjutan, Crocs Jadi Merek yang 100 Persen Vegan
"Mungkin kita tidak ingin makan vegan sepenuhnya," kata Geib.
"Tapi, kita bisa melakukannya dua atau tiga hari seminggu. Bisa pula dua atau tiga kali makan seminggu."
"Dengan membuat perubahan pola makan sekecil apa pun itu tetap bisa berdampak besar dalam jangka panjang," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.