KOMPAS.com - Belum lama ini Presiden Joko Widodo menyerukan, agar posyandu tidak lagi menjadi ajang bagi-bagi produk ultraproses termasuk bubur instan.
Tak tanggung-tanggung, kepala daerah diberi peringatan untuk melakukan pengawasan karena saat ini posyandu berada di bawah pengasuhan ibu-ibu PKK, dengan pembinaan oleh puskesmas setempat.
Posyandu seyogyanya merupakan upaya dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. Sekalipun sebenarnya mendapat bantuan operasional bersumber dari APBD dan Dana desa, dan kader juga ada yang mendapat insentif, ‘hidup’nya Posyandu terutama ditopang oleh dana jimpitan masyarakat, artinya sumbangan sukarela.
Baca juga: Pangan Asli yang Terinvasi
Penggunaan dana ini tentunya bisa dimanfaatkan antara lain untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT), yang semestinya menjadi contoh bagi para orangtua untuk membuatnya sendiri di rumah, agar asupan gizi anak tertopang selain Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Sayangnya, di banyak tempat saat ini posyandu mendapat sorotan keras dari masyarakat yang telah melek gizi, karena menjadi sarana bagi-bagi produk kemasan yang nilai gizinya jauh dari kata baik, bahkan ajang promosi susu formula.
Menjadi pertanyaan besar, seberapa kompeten para kadernya bicara soal (minimal) gizi sederhana yang mestinya menjadi panutan para ibu di komunitasnya?
Bubur kacang hijau yang jadi ikon posyandu, sudah lama digeser aneka kemasan ultraproses yang tinggi gula, garam, lemak, dan sama sekali bukan merupakan konsumsi balita apalagi bayi.
Organisasi Pangan dan Agrikultur Perserikatan Bangsa-Bangsa (Food and Agriculture Organisation/ FAO) pada tahun 2019 telah merilis dokumen yang berjudul: Pangan Ultraproses, Kualitas Pola Makan dan Kesehatan, menggunakan sistem kualifikasi NOVA yang membagi produk pangan menjadi 4 kategori, yakni:
1. Pangan utuh/ sgear atau yang diproses dengan amat minimal (dibekukan, ditumbuk secara tradisional)
2. Bahan masak yang diproses seperti bumbu dapur kering, gula aren, minyak kelapa,dan sebagainya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.