Maka, tidak mengherankan jika terlalu banyak bekerja dapat memicu kemungkinan perceraian.
"Dalam hubungan yang solid, Anda ingin merasa dihargai dan menjadi prioritas," kata Divaris Thompson.
Baca juga: Jangan Bangga Jadi Workaholic, Ini Berbagai Dampak Buruknya
"Bagi pasangan yang mengutamakan pekerjaan, hal ini bisa menimbulkan perasaan dendam dan marah dalam hubungan."
Beberapa ahli percaya bahwa argumen pasangan tentang uang adalah prediktor utama perceraian.
Salah satu studi paling komprehensif tentang subjek tersebut menggunakan data yang dikumpulkan dari lebih dari 4.500 pasangan dan menunjukkan bahwa, terlepas dari utang, pendapatan, dan kekayaan bersih, pertengkaran soal uang bisa jadi tanda bahaya perceraian.
Baca juga: Waspadai, Tanda-tanda Kekerasan Finansial dalam Hubungan
"Masalah keuangan cenderung menjadi argumen yang lebih sering atau intens karena uang biasanya bukan subjek yang dibicarakan pasangan secara terbuka, jujur, atau proaktif," kata Thomposon.
"Banyak tanda bahaya keuangan harus menjadi perhatian pasangan. Ini bisa berupa apa saja, mulai dari prioritas pengeluaran hingga pengeluaran yang sebenarnya," kata Eweka.
Misalnya jika kita lebih suka menabung dan berinvestasi namun pasangan lebih suka mengalokasikan uangnya untuk belanja.
Tidak menangani sikap dan perilaku yang berbeda ini atau mencapai semacam kompromi dapat menyebabkan kebencian dan masalah di kemudian hari termasuk memicu perceraian.
Baca juga: 3 Rahasia Mengatur Keuangan agar Jadi Pasangan Bahagia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.