Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 15 Maret 2023, 13:42 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Today

KOMPAS.com - Ada begitu banyak cara menunjukkan cinta kasih kepada pasangan, salah satunya dengan love language.

Tapi sayangnya, pakar hubungan mengatakan masih banyak kesalahan orang dalam mengartikan love language atau biasa dikenal dengan bahasa cinta.

Gary Chapman memperkenalkan konsep bahasa cinta lebih dari tiga puluh tahun yang lalu dalam bukunya "The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate."

Di buku itu, dia menguraikan lima cara orang biasanya memberi dan menerima cinta seperti acts of services, words of affirmation, quality time, receiving gifts, dan physical touch.

Menurut Jodie Milton, pakar hubungan yang berbasis di AS, ide awalnya love language diperuntukkan agar pasangan bisa memahami kebutuhan untuk merasa dicintai dan mencintai.

Tapi dalam praktiknya masih ada saja kesalahpahaman dalam memaknai love language. Apa saja?

Baca juga: Mengenal 5 Bahasa Cinta, Karena Ia Ingin Dimengerti 

Kesalahan orang dalam memaknai love language

Ilustrasi ungkapkan love language kepada pasangan.Freepik Ilustrasi ungkapkan love language kepada pasangan.

Dengan love language, masing-masing pasangan bisa saling berkomunikasi dengan baik, mengetahui kebutuhan pasangan, berbicara dari hati ke hati sampai menjalin hubungan yang baik pula.

Tapi jika ada kesalahan dalam memaknainya, bisa jadi esensi love language justru tidak tercapai dengan baik. Berikut sederet kesalahan orang dalam memaknai bahasa cinta sebagaimana dilansir dari laman Today.

1. Menganggap semua love language itu sama

Adora Winquist, seorang penulis, pakar cinta dan hubungan yang berbasis di AS mengatakan bahwa banyak orang beranggapan pasangan mereka ingin menerima cinta dengan cara yang sama.

Padahal masing-masing individu tentunya punya love language yang berbeda. Bahkan beberapa orang mungkin memiliki lebih dari satu bahasa cinta.

Tapi ketika orang menganggap pasangannya punya love language yang sama, hal tersebut bisa membuat pasangan merasa tidak didengar dan mungkin merasa tidak dicintai.

Maka dari itu, tanyakan padanya apa yang membuat si dia merasa dicintai dan mencintai agar tidak terjadi kesalahpahaman. 

2. Tidak mempelajari bahasa cinta pasangan kita

Memahami bahasa cinta pasangan sama pentingnya dengan memahami bahasa cinta yang kita miliki.

Winquist sering menemukan bahwa klien-nya begitu sibuk pada kebutuhan mereka sendiri sehingga mereka tidak meluangkan waktu untuk bertanya kepada pasangannya apakah kebutuhan mereka terpenuhi atau tidak.

Padahal kebanyakan dari kita pasti memiliki kebutuhan berbeda, karena itu penting bagi pasangan untuk saling memahami atau mempelajari bahasa cinta pasangan. 

3. Hadiah untuk si receiving gifts harus mahal

Hadiah untuk para pemilik love language receiving gifts kerap diasosiasikan sebagai sesuatu yang mahal.

Padahal faktanya, mereka tidak memikirkan seberapa mahal barang yang diterima, melainkan niat dan atau usaha dari pasangannya yang akan lebih dihargai.

Justru pemberian-pemberian kecil bisa berdampak besar pada sebuah hubungan asalkan saat memberinya tanpa paksaan atau tidak dipaksakan.

Baca juga: 5 Cara Ungkapkan Love Language kepada Pasangan di Hari Valentine 

Ilustrasi pasangan, dinner dan kencanUnsplash Ilustrasi pasangan, dinner dan kencan

4. Love language tetap membutuhkan komunikasi yang baik

Kebanyakan love language sering digambarkan dengan sebuah upaya, tapi tanpa komunikasi yang baik antar pasangan, maksud dan tujuan itu tidak akan tercapai.

Sebagai gambaran jika pasangan kita memiliki love language quality time, selalu ada di sampingnya tanpa sebuah obrolan yang seru tentu tidak akan berdampak apa-apa.

Sangat penting bagi pasangan untuk menjalin komunikasi yang baik, berkata jujur tentang bagaimana cara dia mengungkapkan cinta.

5. Sentuhan fisik tidak sama dengan mesum

Pemilik bahasa cinta physical touch juga kerap digambarkan sebagai seseorang yang mesum atau selalu berhubungan dengan keintiman seksual.

Padahal faktanya, keintiman dalam sebuah itu lebih dari sekedar seks. Physical touch sebenarnya juga cukup sederhana.

Setidaknya setiap sentuhan yang diberikan bisa bermakna bahwa kita peduli, perhatian dan memberikan rasa hormat dan menunjukkan kasih sayang kepada pasangan.

6. Bahasa cinta mungkin dapat berubah

Kemungkinan besar bahasa cinta yang dimiliki pasangan dapat berubah seiring waktu.

Mungkin di awal pacaran pasangan kita memiliki bahasa cinta words of affirmation, tetapi ketika sudah menikah dia lebih membutuhkan physical touch atau quality time.

Inilah gunanya bahwa kita perlu memahami love language pasangan karena mungkin saat ini kebutuhan akan perasaan dicintai dan mencintai sudah berubah. 

7. Love language tidak hanya memberi, tetapi juga harus ada timbal balik

Ya, anggapan ini benar adanya. Seperti layaknya sebuah hubungan tentu harus ada timbal balik.

Memberi dan menerima cinta harus dalam porsi yang sepadan atau seimbang. Meski kita memahami bahasa cinta pasangan, bukan berarti hanya kita atau hanya si dia yang selalu berusaha.

Kedua pasangan harus saling mengomunikasikan hal tersebut sesuai dengan kebutuhannya masing-masing agar terjalin timbal balik dalam hubungan tersebut.

Baca juga: Hubungan Lebih Romantis, Kenali Love Language Pasangan Sesuai Zodiak

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau