Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Psikologi di Balik Kegemaran Mengoleksi Tas Mewah

Kompas.com - Diperbarui 07/04/2023, 10:31 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Selain itu, tas branded dijadikan sebagai identitas sosial atau cara meraih status sosial tertentu.

"Bisa jadi seorang individu kurang nyaman dengan hal tersebut, namun ia butuh masuk dan diterima oleh kelompoknya karena hal ini menjadi simbol identitas kelompok tersebut," terangnya.

Kepemilikan tas mahal membuatnya lebih percaya diri, merasa berharga, punya kebanggaan, dan eksistensi diri.

"Padahal, eksistensi bisa diperoleh dengan pengembangan kepribadian bukan kepemilikan barang," pesan Ratri.

Baca juga: Bukan Bahagia, Belanja Barang Mewah Justru Bikin Kurang Percaya Diri

Kecenderungan tidak wajar ini bisa dikenali dari perilaku sehari-hari pemiliknya, termasuk lewat unggahan media sosialnya.

Misalnya ketika mereka terus-terusan hanya menunjukkan perilaku terkait kepemilikan barang tersebut dan tidak pernah menampilkan aktivitas lainnya.

"Istilahnya semuanya terkait kepemilikan barang tersebut, tidak ada aktivitas lain yang ditonjolkan, yang dipamerkan cuma barang itu," urai Ratri.

Meski demikian, Ratri menilai bahwa kecenderungan mengoleksi tas mewah yang tergolong tidak wajar ini bukan suatu gangguan perilaku.

Hanya saja, tetap ada kerugian yang bisa berdampak pada orangnya ataupun keluarga.

Misalnya stabilitas ekonomi keluarga yang rusak akibat pengeluaran berlebihan dan perasaan gelisah serta tidak berharga.

Sedangkan bagi orang di sekitarnya, imbas negatifnya dirasakan ketika orang tersebut berkompetisi dengan menghalalkan segala cara demi mendapatkan tas mewah incarannya.

Baca juga: Tips Pilih Tas Branded untuk Pemula

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com