Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencegah Penurunan Tinggi Badan Seiring Bertambahnya Usia

Kompas.com - 11/04/2023, 14:38 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tinggi badan manusia bisa berkurang seiring bertambahnya usia.

Kondisi ini dapat terjadi karena kondisi yang dinamakan osteoporosis, yang kerap menyerang manusia di atas usia 50 tahun.

Osteoporosis dapat melemahkan tulang sehingga tulang menjadi lebih rentan terhadap patah tulang.

Biasanya, kondisi ini tidak menimbulkan gejala atau nyeri, dan seringkali tidak terdeteksi hingga sudah dalam kondisi kronis.

Kebanyakan patah tulang akibat osteoporosis terjadi pada pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.

Patah tulang di tulang belakang dan pinggul dapat sangat berbahaya karena cenderung menyebabkan nyeri kronis dan kecacatan.

Kabar baiknya, penurunan tinggi badan akibat osteoporosis dapat dicegah.

Baca juga: Cegah Osteoporosis dengan Bergerak Aktif 30 Menit Sehari

Penurunan tinggi badan

Kehilangan sedikit tinggi badan saat usia bertambah sebenarnya wajar.

Hal ini disebabkan cakram di antara tulang belakang yang membulat akan menjadi lebih rata seiring waktu.

Otot-otot juga kehilangan massa, dan ruang di antara sendi-sendi menyempit, sehingga tinggi badan menurun.

Namun, menurut ahli reumatologi Dr Abby G. Abelson, MD, FACR, jika terjadi penurunan tinggi badan yang signifikan, itu bisa menjadi pertanda osteoporosis.

"Banyak orang salah memahami bahwa penurunan tinggi badan adalah hal wajar terjadi seiring usia," jelas Abelson.

"Tinggi badan menurun sedikit mungkin masih dapat dianggap wajar, namun saya pernah menemukan pasien mengalami penurunan tinggi badan beberapa sentimeter dan mengira itu adalah konsekuensi alami dari penuaan."

Baca juga: 3 Cara Alami untuk Cegah Serangan Osteoporosis

Ilustrasi makanan untuk mencegah osteoporosisShutterstock/JR-50 Ilustrasi makanan untuk mencegah osteoporosis

Cara mencegah osteoporosis

"Sangat penting untuk mencegah osteoporosis dan patah tulang dengan mengatasi faktor risiko yang bisa kita kendalikan," kata Abelson.

Diet dan gaya hidup adalah dua faktor risiko penting yang dapat dikendalikan untuk mencegah osteoporosis.

Abelson menyarankan agar mengonsumsi makanan kaya kalsium dan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Selain itu, hindari merokok dan minum alkohol berlebihan.

Asupan kalsium yang dianjurkan Abelson adalah sekitar 1.200 miligram per hari.

Sedangkan, latihan untuk memperkuat tulang yaitu latihan yang membuat otot bekerja melawan gravitasi, seperti berjalan, joging, aerobik, dan angkat beban.

Periksa ke dokter

Jika tulang mengalami masalah, Abelson menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Karena dalam beberapa kasus, patah tulang bisa berujung pada kematian.

"Individu berisiko meninggal setahun setelah patah tulang pinggul dan tulang belakang," imbuhnya.

"Itu sebabnya kita harus sangat proaktif dalam mendiagnosis penyakit ini sejak awal."

Pemeriksaan kepadatan tulang biasanya dilakukan pada wanita saat menopause (pertengahan hingga akhir 40-an), sedangkan pada pria dilakukan di usia pertengahan 60-an.

Jika pernah mengalami patah tulang saat dewasa, disarankan untuk melakukan pemeriksaan berupa evaluasi kepadatan tulang.

"Pastikan juga membahas dengan dokter kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan pengobatan," sebut Abelson.

Baca juga: Kebiasaan Mager, Gaya Hidup Sedentari Bisa Sebabkan Osteoporosis dan Lemahkan Imun

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com