"Sementara untuk kain songket, kurang lebih penenunan dilakukan dalam waktu yang sama."
"Ya, kalau tidak berhenti dalam satu hari bisa jadi 1,5 meter," jelas dia.
Nah, mengingat banyaknya perajin yang akhirnya mulai termakan usia, Rita pun bekerja sama dengan beberapa sekolah seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk regenerasi perajin kain Pinawetengan.
Baca juga: 3 Cara Merawat Kain Batik agar Tidak Mudah Rusak
"Memang regenerasi ini terbilang agak sulit karena adanya percampuran dengan budaya internasional yang masuk ke sini," terangnya.
"Makanya untuk memperkenalkan budaya ini, saya juga masuk ke sekolah-sekolah setempat untuk melatih pembuatan kain Pinawetengan dengan harapan ke depannya kain ini dapat terus dilestarikan," imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.