Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Efek Samping pada Tubuh Bila Berhenti Konsumsi Gula?

Kompas.com - 18/04/2023, 21:10 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Health

"Tubuh kita mencerna dan memecah karbohidrat menjadi glukosa, gula sederhana, yang dapat diangkut ke seluruh tubuh dan otak untuk menyediakan energi," terangnya.

Agar adil, tidak semua karbohidrat itu sama. Sebagai contoh, berbagai molekul gula memiliki struktur molekul yang sedikit berbeda, sementara pati terbuat dari beberapa molekul glukosa yang dirangkai.

Dengan berhenti mengonsumsi gula, apa pun itu bentuknya, tubuh secara otomatis akan mudah lelah karena kekurangan energi.

Selain itu, detoksifikasi gula juga bisa membuat kita malah kecanduan terhadap keinginan mengonsumsi gula.

"Ketika kita membatasi makanan dan menjadikannya 'terlarang', kita cenderung meningkatkan keinginan untuk memilikinya," terang seorang ahli diet dan psikoterapis di Blossom Counseling Center, Josée Sovinsky, RD, RP.

Pada akhirnya, kita akan meraih makanan yang tidak seharusnya.

Kita akan merasa tidak terkendali karena telah menyangkalnya begitu lama dan berkata pada diri sendiri bahwa kita tidak akan bisa memakannya lagi setelah itu.

"Hal ini, terkadang, dapat menjelaskan mengapa orang merasa kecanduan jenis makanan tertentu, termasuk makanan manis," tambah Sovinsky.

Namun, penarikan diri yang kita rasakan saat berhenti mengonsumsi gula bukanlah bukti kecanduan dan juga bukan sesuatu yang harus ditahan selama beberapa hari.

"Tergantung bagaimana orang mendefinisikan gula dan makanan yang mereka hindari, sangat mungkin orang mengalami gula darah rendah," kata Sovinsky.

"Otak kita, khususnya, membutuhkan gula dalam jumlah tinggi dalam bentuk glukosa."

"Jika tidak mendapatkan cukup, efek sampingnya bisa berupa sakit kepala, sulit berkonsentrasi, pusing, mudah marah, cemas, dan peningkatan pikiran tentang makanan," jelas dia.

Baca juga: 6 Cara Mudah Mengurangi Konsumsi Gula

Alternatif lain untuk berhenti konsumsi gula

Siapa pun yang pernah mendengar tentang makan secara intuitif mungkin sudah tidak asing lagi dengan gagasan bahwa membiarkan diri makan apa yang diinginkan dapat menghasilkan hubungan yang lebih baik dengan makanan.

"Melalui proses yang disebut 'pembiasaan', semakin kita membiarkan diri mengonsumsi makanan yang membuat kita ketagihan, semakin kita cenderung kehilangan kegembiraannya," kata Sovinsky.

Meskipun benar bahwa kita mungkin makan lebih banyak makanan ini daripada yang biasa kita makan di awal. Pada akhirnya, makanan tersebut akan kehilangan daya tariknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com