Temuan ini juga menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi lebih dari satu porsi gorengan secara teratur lebih cenderung merupakan pria yang lebih muda.
"Komponen manusia dari studi ini mungkin menunjukkan apa yang dimaksudkan bahwa asupan makanan yang digoreng yang lebih tinggi meningkatkan risiko kecemasan maupun depresi."
Demikian penuturan seorang spesialis pengobatan gaya hidup yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Dr David Katz.
Menurut dia, orang-orang yang memiliki gejala kecemasan dan depresi dapat beralih ke makanan yang menenangkan sebagai cara untuk mengobati diri sendiri.
Terlebih, dalam beberapa studi sebelumnya juga dikatakan bahwa makanan yang tidak sehat dan bernutrisi buruk dapat menurunkan suasana hati seseorang, serta memperburuk kondisi kesehatan mental.
Dalam studi baru ini, para peneliti berpendapat bahwa akrilamida — bahan kimia yang terbentuk selama proses penggorengan — terutama pada kentang goreng, merupakan penyebab risiko kecemasan dan depresi yang lebih tinggi.
Baca juga: Remaja yang Kecanduan TikTok Tunjukkan Tanda Kecemasan dan Depresi
Dalam makalah terpisah yang dirujuk studi baru ini, para peneliti mengekspos zebrafish atau danio rerio pada bahan kimia tersebut.
Mereka pun menemukan, paparan jangka panjang telah menyebabkan ikan tersebut tinggal di zona gelap di dalam tangki, sebuah tanda umum dari tingkat kecemasan yang lebih tinggi pada ikan.
Selain itu, zebrafish tersebut juga menunjukkan berkurangnya kemampuan untuk menjelajahi tangki mereka dan bersosialisasi.
Ikan yang terpapar bahan kimia ini tidak berenang berdekatan dengan zebrafish lainnya, meskipun zebrafish diketahui membentuk kelompok-kelompok dengan spesies mereka.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.