KOMPAS.com - Penyelenggara konser Coldplay Jakarta mewajikan penonton yang dalam kondisi hamil membeli tiket kategori duduk.
Aturan ini tentunya ditetapkan demi pertimbangan keamanan dan kesehatan para ibu yang sedang berbadan dua.
View this post on Instagram
Terlepas dari itu, kita mungkin ragu soal pengaruh suara keras yang terdengar saat konser musik pada kesehatan janin di kandungan.
Baca juga: Perkembangan Janin pada Ibu Hamil Bisa Terganggu akibat Panas Ekstrem
Jawabannya adalah boleh.
Namun demi keamanan, lebih baik kita menghindari acara dengan volume suara yang sangat keras seperti konser rock saat berada di trimester kedua.
Efek musik yang sangat keras pada janin memang belum bisa dipastikan namun tingkat kebisingan yang meningkat dapat menyebabkan stres pada tubuh juga yang memengaruhi perkembangan bayi di kandungan.
Suara berfrekuensi rendah dari musik, suara yang kita rasakan sebagai getaran atau gemuruh, juga dapat dengan mudah menjalar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan perubahan yang dapat memengaruhi janin.
Baca juga: Deretan Agenda Konser Musik Menanti? Awas Gangguan Pendengaran
Dalam kasus tertentu, suara yang sangat keras bahkan dapat merusak pendengaran janin
Telinga janin memang belum berkembang pada minggu pertama kehamilan karena baru sepenuhnya terbentuk sampai trimester ketiga.
Akan tetapi, janin di kandungan dapat mendengar suara di dalam tubuh ibunya sejak usia kehamilan 16-22 minggu.
Bayi di kandungan bahkan dapat mendengar suara dari dunia luar setelah 23 minggu dan meresponnya setelah lewat usia tersebut.
Suara yang didengar janin akan cenderung lebih lembut dan teredam daripada apa yang kita dengar karena adanya perlindungan di sekitar rahim seperti otot sekitar perut, plasenta dan cairan ketuban.
Baca juga: Musik Seperti Apa yang Cocok untuk Janin dalam Kandungan?
Meski demikian, tidak bisa dipastikan kebisingan dalam tingkat apa yang tergolong berbahaya untuk janin.
Satu studi mengamati lebih dari 800.000 wanita hamil dan menemukan bahwa paparan penuh waktu terhadap kebisingan pekerjaan menghasilkan pertumbuhan yang sedikit berkurang.
Maka disimpulkan bahwa wanita hamil tidak boleh terpapar kebisingan pekerjaan tingkat tinggi selama kehamilan.
Baca juga: Waktu Tepat untuk Memperdengarkan Musik pada Janin
Studi lain mengumpulkan data dari lebih dari satu juta wanita Swedia dan menyimpulkan bahwa paparan "getaran seluruh tubuh" dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur.
Kebisingan 85 desibel (dBA) atau lebih keras juga dapat membahayakan pendengaran kita meskipun level berbahaya pada janin belum diketahui.
Meski demikian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyarankan wanita hamil menghindari suara yang lebih keras dari 115 desibel (dBA) selama kehamilan bahkan meskipun memakai pelindung telinga.
Level tersebut dikatakan sebanding dengan suara gergaji mesin atau konser rock.
Baca juga: 11 Etika Nonton Konser yang Penting untuk Kenyamanan dan Keamanan
Namun jika tetap ingin nonton konser, pastikan untuk memilih posisi di belakang, sejauh mungkin dari kebisingan.
Perlu diingat bahwa jika kita merasakan getaran dari kebisingan (suara frekuensi rendah), itu merambat melalui tubuh kita ke janin.
Selain itu, jangan bersandar atau mendekatkan tubuh ke speaker atau sumber getaran lainnya untuk mengurangi risiko.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.