Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/06/2023, 07:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat sedang sakit perut, makan biasanya akan menjadi sesuatu hal yang paling tidak ingin kita lakukan.

Padahal, justru makan bisa membantu menghilangkan rasa tidak nyaman di perut lho.

Asalkan, kita memilih makanan yang tepat dan sesuai dengan masalah perut yang dihadapi.

Lantas, apa saja makanan yang perlu dikonsumsi dan dihindari saat mengalami masalah perut tertentu?

Untuk mengetahuinya, simak saran dari ahli gastroenterologi dari Willoughby Hills Family Health Center Cleveland Clinic, Christine Lee, MD, berikut ini.

Sembelit

Sembelit atau kondisi sulit buang air besar memang membuat frustrasi sekaligus menyebabkan reaksi berantai di usus, menimbulkan kembung dan gas yang diakibatkan oleh penumpukan tekanan.

"Untuk meredakan ketiga gejala tersebut, cobalah makanan yang bisa membuat buang air besar lebih mudah,” ujar Lee.

Baca juga: 5 Sayuran Terbaik untuk Mengatasi Sembelit

Jadi saat sembelit, serat adalah teman terbaik.

Serat larut akan terurai di saluran pencernaan dan bertindak sebagai pelunak feses alami, membantu buang air besar dan meredakan sembelit.

Makanan tinggi serat larut meliputi:

  • Sayuran, terutama buncis, wortel dan brokoli.
  • Buah-buahan, seperti ceri Bing, beri, apel, dan pir.
  • Jus prune atau apel, yang juga membantu hidrasi.
  • Quinoa, yang secara teknis merupakan biji-bijian
  • Whole grain, seperti oatmeal, roti gandum, dan sereal bekatul.

Makanan dengan serat tidak larut yang bergerak melalui saluran pencernaan tanpa rusak sepert sayuran hijau, buah kering dan kacang-kacangan juga bisa membantu.

Selain itu, hindari pula makanan yang diproses berlebihan dan rendah serat, seperti fast food, makanan beku, dan camilan kemasan.

Baca juga: Mengapa Kita Dianjurkan Makan Pisang Saat Diare?

Diare

Saat makanan seakan bergerak dalam perut, sulit rasanya membayangkan bahwa makan akan bisa membantu.

Namun, diet BRAT terdiri dari makanan yang mudah dicerna. BRAT merupakan akronim dari makanan berikut:

  • Banana/pisang
  • Rice (white)/Nasi putih
  • Applesauce/Saus apel
  • Toast (white)/Roti putih panggang

“Diet BRAT ini akan sangat membantu jika diare terjadi saat bepergian. Jika tidak bisa menemukan obat atau klinik, kita bisa mencari makanan berikut untuk meredakannya,” jelas Lee.

Namun ingat, diet ini tidak bisa dilakukan untuk jangka panjang,

Sebab meski dapat dilakukan selama sekitar satu hingga dua hari untuk meredakan segala jenis diare, kita masih memerlukan jenis makanan lainnya.

Baca juga: Waspadai, Makanan yang Memicu Sakit Perut

Lalu agar diare tidak semakin parah, jauhi makanan berikut:

  • Buah asam.
  • Alkohol.
  • Kafein.
  • Produk susu.
  • Makanan yang digoreng atau pedas.
  • Gula.

Mual dan muntah

Mual adalah masalah perut umum yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Jadi jika mual terus berlanjut tanpa diketahui penyebabnya, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Lee pun mengatakan, terkadang lebih baik untuk mengistirahatkan perut, namun di sisi lain, ia merekomendasikan untuk melakukan hidrasi oral dengan meminum sport drink atau minuman elektrolit.

Namun jika dapat menentukan penyebab mual, seperti kehamilan atau pengobatan kanker, kita bisa mengonsumsi beberapa makanan untuk membantu menenangkan perut.

“Mulailah dengan diet BRAT, karena rasanya cenderung hambar,” ujar Lee.

Lalu untuk mual dan muntah akibat kehamilan, bisa mencoba jahe.

Dalam studi yang diterbitkan di The Journal of the American Board of Family Medicine pada 2014, para peneliti menemukan, ibu hamil mengalami mual dan muntah lima kali lebih sedikit setelah mengonsumsi kurang dari satu gram jahe setiap harinya selama empat hari.

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Perut Setelah Makan Buah

Lee pun menambahkan, saat mengalami mual dan muntah, sebaiknya kita mendengarkan tubuh.

“Tubuh akan membimbing dan membantu kita. Jika mencoba meminum sports drink dan langsung mual, tubuh mengingatkan bahwa kita tidak bisa menoleransinya. Itulah yang membuat kita tahu kapan harus ke dokter,” ujarnya.

Kram

Kram dan nyeri perut bisa menjadi pertanda beberapa masalah lain, seperti masalah usus, mendekati menstruasi, hingga radang usus buntu.

Jadi jika mengalami kram setiap bulan sebelum menstruasi, pertimbangkan untuk mencatatnya agar lebih mudah ditangkal menangkalnya sebelum kram terjadi.

Lee juga mengatakan, diet tinggi serat dan rendah lemak dapat menurunkan peradangan dan kadar estrogen atau hormon yang menyebabkan kram menstruasi.

Baca juga: 6 Tanda Sakit Perut yang Tidak Boleh Dianggap Remeh

Lalu ketika mengalami kram saat hamil, konsumsi makanan berikut:

  • Kacang polong.
  • Buah.
  • Metamucil® (atau produk lain yang mengandung sekam psyllium).
  • Jus prune.
  • Sayuran.
  • Whole grain

Selain itu, hindari pula makanan berikut:

  • Produk hewani
  • Makanan yang diproses dan berlemak
  • Biji-bijian olahan.

Lee pun merekomendasikan untuk mencari perawatan darurat jika memiliki gejala lain selain kram dan nyeri, atau jika frekuensi, intensitas, atau durasi nyeri meningkat.

“Jika ragu, periksalah. Tidak ada yang tahu tubuh kita lebih baik dari kita sendiri."

"Jangan berpikir bahwa sakit perut yang sedang berlangsung hanyalah kebiasaan baru. Dokter akan memeriksa dan menangani masalahnya,” cetus Lee.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com