Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Fenomena "Holiday Blues": Mengapa Orang Sedih di Masa Liburan?

Kompas.com - 25/06/2023, 11:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Faktor yang menentukan adalah kemampuan beradaptasi anak terhadap perubahan, kemampuan anak dalam membangun harapan yang realistis, kemampuan anak menjaga relasi sosial, serta kondisi keluarga si anak.

Holiday blues” muncul karena ada perubahan rutinitas, dari rutinitas belajar di sekolah menjadi libur di rumah.

Perubahan ini pada beberapa anak bisa membuat timbul rasa bosan, karena mereka merasa bahwa aktivitas di rumah tidak seasyik aktivitas bersama teman di sekolah.

Rasa semacam ini juga terkait dengan rasa sedih karena tidak bisa menghabiskan waktu sehari–hari bersama teman dekat. Situasi seperti ini dapat semakin memburuk jika situasi di rumah tidak nyaman bagi anak.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi munculnya "holiday blues". Keluarga dan kerabat dekat memiliki peran dalam hal ini.

Keluarga bisa mengajak anak berlibur ke tempat-tempat baru yang jarang mereka temukan di saat masa sekolah.

Di rumah anak juga diberi kelonggaran akan "aturan" rumah yang ketat selama masa sekolah. Anak juga harus tetap diberi kesempatan untuk berelasi dengan teman-teman mereka; dan bahkan didorong untuk membangun relasi baru melalui keterlibatan dalam berbagai kegiatan di komunitas.

Keluarga juga perlu mengusahakan aktivitas bersama yang sederhana (seperti doa bersama, makan bersama, main game bersama, atau bersama-sama memandikan hewan peliharaan) yang mungkin saat masa sekolah sulit dilakukan.

Selama masa libur, penting memberi kepada anak tanggung jawab atas beberapa pekerjaan rumah tangga.

Anak juga bisa diajak untuk mengenal dan terlibat dalam pekerjaan orangtua. Walaupun begitu, tidak bijak membuat anak "bekerja penuh waktu" bagi keluarga di saat mereka seharusnya libur.

Libur adalah masa untuk mengembalikan energi anak. Libur yang bahagia dapat membuat anak memasuki tahun ajaran baru dengan penuh semangat.

"Holiday blues" perlu diantisipasi supaya anak tidak membawa kenangan buruk saat memasuki kelas yang baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com