Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja di Jakarta Timur Obesitas hingga 230 Kg, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 06/07/2023, 17:31 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Kalau tinggi lemak dan tinggi garam, risiko penyakitnya hipertensi atau stroke juga bisa meningkat," terang dia.

Noncommunicable disease (NCD), seperti hipertensi, kolesterol yang bisa memicu terjadinya stroke, gagal jantung, sampai gagal ginjal, semua itu bisa merusak semua organ tubuh.

"Bahkan, penyakit-penyakit dengan hormon juga kadang berawal dari obesitas," jelas Diana.

Cara mencegah obesitas

Baca juga: Pintu Sempit, Damkar Kesulitan Evakuasi Remaja Berbobot 230 Kg di Ceger ke Rumah Sakit

Diana mengungkapkan,  obesitas pada masa remaja atau dewasa bisa saja terjadi akibat kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat sejak kecil.

"Memang pada masa kanak-kanak kita pun sudah terbiasa dengan gaya hidup yang ada di dalam keluarga," katanya.

"Misalnya, saat masih kecil kita banyak mengonsumsi makanan yang digoreng dan terbiasa minum yang manis-manis, itu akan memengaruhi obesitas di masa anak, sehingga risiko obesitas saat dewasa juga sangat tinggi," ujar dia.

Ketika sudah mengetahui apa penyebab obesitas, setelah itu kita perlu mengubah gaya hidup yang lebih sehat dengan mengubah pola makan, berolahraga, dan juga berkonsultasi ke dokter gizi.

"Untuk mengubah pola makan tentu saja butuh waktu, konsistensi, serta niat yang kuat dari orang yang mengalami obesitas tersebut," tutur Diana.

"Tapi dari pola makan, kita bisa memulainya sesederhana menghindari makanan yang tinggi kalori."

"Kita ganti cara masaknya, mungkin yang setiap kali digoreng diganti menjadi tumis dengan minyak yang lebih sedikit.

"Kemudian perlu diubah cara masaknya menjadi kuah-kuah bening yang mungkin biasanya pakai santan.

"Perbanyak juga buah dan sayur sehingga membuat asupan serat lebih tinggi dan kita pun bisa merasa lebih lama kenyangnya," sarannya.

Yang tak kalah penting, Diana menganjurkan untuk para penderita diabetes agar lebih banyak mengonsumsi air putih dan menghindari minuman berpemanis.

"Kalau pun mau teh bisa minum teh tawar, atau kopi hitam tanpa gula," terangnya.

"Jadi dari mengubah pola makan sudah bisa mengurangi kalori. Kemudian kita kombinasi dengan aktivitas fisik atau olahraga yang teratur," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com