Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Wewangian Sisley, Aroma Unik yang Dekat dengan Keluarga

Kompas.com - 01/08/2023, 13:23 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Aroma segar daun dan bunga-bungaan dengan sentuhan wangi kayu tercium saat Philippe D’Ornano memasuki butik Sisley di Plaza Senayan, Senin siang (24/7/2023) lalu.

Saat tubuh dan tangannya bergerak, lamat-lamat tercium keharuman bunga geranium, aroma yang jarang dijumpai dalam wewangian lain.

"Saya memakai L'Eau Rêvée D'Hubert, salah satu parfum terbaru Sisley yang menjadi favorit saya saat ini," ujar Philippe, pewaris sekaligus President Sisley Paris saat berbincang-bincang dengan Kompas.com.

"Aroma eau de toilette ini memang beda. Awalnya agak tajam, namun lambat laun akan menjadi wangi yang unik saat bereaksi dengan tubuh kita. Kami mendapatkan inspirasi dari bunga geranium yang di tanam di halaman rumah kami," lanjutnya.

Ya, bisa dibilang bahwa kecintaan pada wewangian mengalir dalam darah keluarga d’Ornano, pemilik Sisley.

Perusahaan keluarga ini didirikan oleh mendiang Hubert d'Ornano, pada tahun 1976, dengan fokus memanfaatkan bahan-bahan terbaik dari tanaman dan minyak atsiri dalam produk kecantikan.

Sejak awal Hubert didampingi istrinya, Isabelle d'Ornano, yang terlibat dalam membentuk warna dan arah Sisley, termasuk dalam pembuatan skincare - dan tentu saja wewangian.

Para pecinta parfum mengenal Sisley sebagai pembuat wewangian yang unik, dengan aroma yang tidak biasa namun dekat dengan kehidupan kita.

"Kami memang berusaha menghasilkan wangi yang berbeda, karena tidak ada orang yang ingin memiliki aroma yang sama dengan orang lain di sebelahnya. Semua orang ingin unik, berbeda, dan menonjol. Itulah ciri parfum kami," papar Philippe.

Rangkaian parfum dari Sisley di Plaza Senayan Rangkaian parfum dari Sisley di Plaza Senayan
Fragrance pertama diluncurkan tahun 1976, bernama Eau de Campagne, menggambarkan suasana jalan-jalan di tempat terbuka dalam hembusan angin segar yang membawa keharuman rumput dan daun-daunan. Aroma dari keluarga chypre ini termasuk kompleks dan elegan dengan sedikit rayuan sensual.

Wewangian ini segera mendapat tempat di hati pecinta parfum karena kesegarannya yang "membangkitkan semangat" dan natural.

Namun parfum yang paling terkenal dalam koleksi Sisley adalah Eau du Soir, yang sebenarnya adalah wewangian pribadi Isabelle d'Ornano.

"Ada kisah romantis di balik Eau du Soir. Parfum ini dibuat ayah saya untuk ibu saya, pada tahun 1990, dan merupakan wewangian pribadinya. Hanya untuk dia," cerita Philippe.

"Sampai suatu hari ada kenalan berkunjung dan bertanya pada ibu saya: 'Apa yang Anda pakai?' dan ibu saya menjawab bahwa ini parfumnya. Orang itu lalu memohon agar Sisley membuatnya untuk dijual karena aromanya begitu mempesona. Dan sejak tahun 1999 kita bisa memakai Eau de Soir."

Pada Eau de Soir, Hubert menciptakan komposisi bunga yang unik. Di bagian pembuka, kita akan mencium aroma grapefruit dan jeruk Mandarin; lalu di bagian middle notes ada oak moss, juniper, nilam, lada, iris, carnation, syringa, mawar, French labdanum, melati, Lily-of-the-Valley dan kenanga; ditutup musk dan amber sebagai base notes.

Namun yang menjadi penanda wanginya adalah bunga khas Spanyol syringa atau lilac. Keharumannya memancarkan aroma yang kuat melalui udara sore yang sejuk. Parfum itu dibuat untuk mengingatkan countess Isabelle akan masa kecilnya di Spanyol.

Nama Eau de Soir dipilih karena bunga syringe memancarkan keharumannya di waktu malam (dalam bahasa Prancis, soir artinya malam).

Dalam perjalanannya, pada tahun 2006 Hubert dan Isabelle juga mengembangkan parfum yang disukai banyak orang, yakni Soir de Lune.

"Soir de Luna sangat sensual sekaligus elegan sehingga seorang aktris di China mengatakan pada saya bahwa kekasihnya tidak mengijinkan dia pergi seorang diri saat memakai parfum itu," papar Philippe.

Soir de Lune adalah parfum chypre modern yang terinspirasi saat Bulan menerangi langit malam yang magis. Komposisi utamanya adalah bunga-bunga wangi seperti mawar, mimosa, melati, dan lily-of-the-valley, sedangkan jejak yang ditinggalkan akan terkesan kaya berkat aroma manis dan gelap di base notesnya.

Parfum ini dibuka dengan aroma lemon, bergamot, jeruk, mandarin, ketumbar, pala, dan pimento sebagai top notes; bagian tengahnya terdiri dari May rose absolute, mimosa absolute, melati, lily-of-the-valley, dan peach, sedangkan base notesnya termasuk moss, musk, nilam, madu, dan kayu cendana.

Rangkaian parfum dari Sisley Rangkaian parfum dari Sisley
"Sedangkan parfum selanjutnya, Izia, adalah ide ibu saya. Izia terinspirasi dari bunga mawar di kebun ibu yang memiliki aroma buah pear. Ini adalah aroma yang sangat ajaib, dan dari situ dia terinspirasi untuk membuat parfum yang dinamakan Izia, panggilannya waktu kecil," kata Philippe.

Izia adalah parfum modern dengan fokus pada aroma mawar. Komposisinya dimulai dengan aldehida, bergamot, dan pink pepper. Aroma mawar muncul di jantungnya diperkaya dengan wangi berbagai bunga dan angelica. Sedangkan base-nya diisi dengan aroma amber, musk, dan cedar yang hangat.

Menurut Philippe, aroma-aroma unik inilah yang membuat parfum-parfum Prancis sukses, di samping kedekatan dengan pembuatnya.

"Mungkin beberapa orang akan merasa asing dengan aroma awal yang muncul. Namun semakin lama digunakan, wanginya akan menjadi makin enak, termasuk yang saya pakai ini," paparnya.

Lini terbaru dari wewangian Sisley adalah seri L'eau Revee yang menyandang nama anggota keluarga, termasuk Hubert dan cucu-cucunya.

Hal ini seolah menunjukkan bahwa Sisley akan setia pada aroma yang dekat dengan kehidupan mereka, sekaligus unik dan berbeda.

"Seperti yang saya katakan tadi, semua orang ingin menjadi istimewa, berbeda dengan orang lain. Dan itulah yang mendefinisikan parfum Sisley."

Baca juga: Sisley, Setia pada Bahan-bahan Alami dari Tanaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com