Keterbatasan aktivitas dan gerak juga berhubungan pada pertambahan berat badan.
Kondisi tersebut tidak hanya dapat meningkatkan nafsu makan, tapi juga cenderung membuat seseorang memilih makanan tidak sehat di saat rasa sedih melanda.
Begitu pun pada metabolisme yang menurun drastis akibat gerak atau aktivitas yang terbatas, hal itu dapat menimbulkan risiko lain obesitas dan ini bisa berdampak pada depresi di kemudian hari.
Pasalnya, kelebihan berat badan bukannya memperbaiki situasi, malah dapat memperburuk kondisi kesehatan seseorang akibat asam urat.
Penyakit asam urat yang tidak terkendali bisa membuat seseorang bolos kerja selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Bagi kebanyakan orang, lebih sedikit pekerjaan atau keterbatasan gerak, itu bisa mengganggu kondisi finansialnya.
Masalah keuangan juga dapat menambah beban pikiran pasien asam urat, yang kemudian berdampak pada rasa cemas, stres sampai depresi.
Sekali pun pasien bisa mulai kerja, tapi hal itu tidak selalu berjalan dengan baik. Ada saat-saat asam urat itu kambuh sehingga mengganggu rutinitas dan pekerjaan orang tersebut.
Ditambah lagi dengan tekanan deadline dan kekhawatiran soal keamanan pekerja yang dapat memicu stres.
Seiring berjalannya waktu, kondisi itu dapat berhubungan dengan perasaan atau gejala depresi.
Laman Gout and You menyebutkan, penderita asam urat berisiko tinggi mengalami penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah hingga gagal jantung.
Sebab, asam urat juga dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan terkena penyakit ginjal, diabetes, kanker dan sleep apnea.
Hubungan ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya peradangan kronis pada tingkat yang lebih tinggi dan itu juga berdampak pada risiko depresi.
Kondisi ini seperti efek domino karena depresi sangat berhubungan dengan masalah kesehatan lain yang memperburuk gejala atau penyakit seseorang.
Akibatnya, kualitas hidup seseorang jadi menurun akibat asam urat yang tidak dikelola dengan baik.
Baca juga: Cara Membuat Jamu Temulawak dan Sambiloto untuk Atasi Asam Urat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.