Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Cemberut, Suasana Hati Bisa Pengaruhi Kondisi Kulit

Kompas.com - 31/08/2023, 12:34 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Kondisi emosional dan suasana hati berdampak pada kondisi kulit kita.

Suasana hati Anda benar-benar dapat memengaruhi kulit Anda, dan kulit Anda dapat memengaruhi suasana hati Anda,” kata dokter kulit bersertifikat Doris Day, MD, yang berpraktik di New York City.

Di sisi lain, perawatan kulit secara rutin bermanfaat suasana hati.

Baca juga: Tak Hanya Suasana Hati, Gangguan Bipolar juga Pengaruhi Kehidupan Seks

Rutinitas perawatan kulit yang solid mengembangkan kewaspadaan, meningkatkan suasana hati, dan menunjukkan kebaikan pada diri sendiri.

Berikut adalah pengaruh suasana hati terhadap kondisi kulit kita, dikutip dari Eating Well.

Stres memperburuk jerawat, eksim, psoriasis, dan rosacea

Tubuh bereaksi saat kita merasa tegang dan tertekan.

“Otak meningkatkan produksi hormon yang disebut CRH," ujar Joshua Zeichner, MD, direktur penelitian kosmetik dan klinis Rumah Sakit Mount Sinai di New York City.

Hormon tersebut mengikat kelenjar minyak kita, meningkatkan produksi minyak, dan minyak berlebih dapat menyebabkan kulit berjerawat.

Baca juga: Sering Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Stres?

Riset tahun 2017 di Clinical, Cosmetic, and Investigational Dermatology, menemukan bahwa di kalangan mahasiswi kedokteran berusia dua puluhan, tingkat stres yang lebih tinggi juga berkorelasi dengan tingkat keparahan jerawat.

Sedangkan kecemasan dan stres biasanya menyebabkan timbulnya eksim sehingga memicu gejala kulit kering, gatal, dan sensitif.

Respons stres fisiologis tubuh membanjiri kita dengan hormon adrenalin dan kortisol, yang pada akhirnya dapat menyebabkan peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh.

Sementara itu, peptida tertentu yang dilepaskan sistem saraf sebagai respons terhadap stres dapat menyebabkan peradangan dan melebarkan pembuluh darah, menyebabkan kulit memerah seperti rosacea.

Baca juga: 4 Perbedaan Rosacea dan Jerawat yang Perlu Diketahui

Kecemasan memicu perilaku mengopek kulit

Ilustrasi alergi, alergi sentuhan, dermatographiaShutterstock Ilustrasi alergi, alergi sentuhan, dermatographia
Skin-picking alias mengopek kulit adalah perilaku berulang yang berfokus pada tubuh yang terkait dengan gangguan obsesif-kompulsif, menurut Mental Health America.

Ini adalah penyakit mental yang disebabkan oleh genetika dan perubahan struktur otak terkait pembentukan kebiasaan, serta stres dan kecemasan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Menggaruk Kulit saat Menstruasi Picu Stretch Mark

Beberapa orang melakukannya untuk mengatasi perasaan cemas.

“Jangan menghina diri sendiri atau bersikap keras pada diri sendiri jika Anda mengalami [ini],” kata Dr. Day.

Kebiasaan buruk ini bisa membuat kulit terluka sehingga meninggalkan bekas atau memicu masalah lainnya.

Depresi berkaitan dengan perawatan kulit yang tidak sehat

Penderita depresi cenderung mengalami kesulitan makan dengan sehat atau mendapatkan tidur yang cukup.

“Saat Anda tidak bahagia, Anda mungkin tidak bisa tidur nyenyak,” kata Day.

Kita juga tidak makan sehat, minum cukup air dan bernapas dengan benar.

Semua hal ini dapat memengaruhi kesehatan tubuh, yang dapat tercermin pada kulit sebagai organ terbesar.

Baca juga: Asam Urat dan Risiko Depresi, Dampaknya Besar pada Kehidupan

Cemberut menyebabkan keriput

Ilustrasi keriput di wajahUnsplash Ilustrasi keriput di wajah
“Mengernyit terus-menerus menciptakan kerutan yang terukir di dahi,” kata Chacon.

Kontraksi otot kecil yang terjadi saat kita mengerutkan kening atau menyipitkan mata menyebabkan munculnya garis-garis di dahi, di antara alis, dan di sekitar sudut mata.

Seiring waktu, garis-garis ini menjadi lebih menonjol dan dapat menyebabkan kerutan.

Baca juga: 5 Tips Kurangi Kerutan di Bawah Mata

Day menyarankan untuk lebih sering tersenyum atau secara sadar memasuki keadaan wajah yang rileks.

“Kemudian Anda akan merangsang emosi yang akan membantu kulit Anda terlihat dan menua lebih baik,” katanya.

Perasaan bahagia melindungi efek negatif stres

Sejumlah pakar meyakini kesehatan mental seseorang sangat berkaitan dengan kondisi kulitnya.

Penelitian menunjukkan bahwa stres adalah salah satu pendorong utama kaitan ini.

Maka, kondisi mental yang tenang, positif dan bahagia bisa menekan efek buruk stres pada kulit.

"Mungkin hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon tertentu yang terkait dengan suasana hati positif, seperti dopamin dan serotonin," kata Zeichner.

Hormon-hormon ini mengatur suasana hati dan membuat kita tetap tenang, stabil, dan bahagia.

Baca juga: Karena Menangis Sama Pentingnya dengan Perasaan Bahagia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com