KOMPAS.com - Stres sering dituduh sebagai penyebab masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kelelahan, dan depresi. Tetapi, ketika berbicara soal penyakit maag, stres cenderung kurang mendapat perhatian.
Meskipun mungkin bukan penyebab utama di balik sakit maag, namun stres jelas memenuhi syarat sebagai penyebab tambahan datangnya penyakit maag.
Dari berbagai penelitian, cukup jelas bahwa stres sering kali menjadi latar belakang terjadinya penyakit maag. Orang yang didiagnosis dengan kondisi perut ini sering melaporkan tingkat stres yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Reaksi alami tubuh terhadap stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung yang merupakan pemicu penyakit maag.
Selain itu, seseorang yang mengalami stres cenderung mengonsumsi lebih banyak obat NSAID (obat anti-inflamasi nonsteroid) untuk mengatasi ketidaknyamanan dan rasa sakit yang muncul.
Baca juga: Punya Penyakit Maag? Coba Minuman ini
Stres juga dapat dipicu dari konsumsi alkohol dan tembakau yang bisa memperburuk perkembangan masalah perut, seperti penyakit maag.
Selain itu, operasi dan kondisi medis tertentu yang bisa memicu stres juga bisa dikaitkan dengan penyakit maag. Lebih lanjut, perasaan nyeri di perut akibat maag juga dapat meningkatkan stres yang dirasakan oleh seseorang yang mengalaminya.
Jadi, pertanyaannya mana yang muncul lebih dulu, stres atau penyakit maag?
Pada dasarnya, ini adalah pertanyaan yang mirip dengan "ayam dulu atau telur dulu." Terdapat banyak penelitian dan perdebatan yang beragam mengenai topik ini.
Namun, mayoritas pandangan melihat bahwa stres biasanya bukanlah penyebab utama terjadinya masalah perut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.