Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Membohongi Pasangan, Boleh atau Tidak?

Kompas.com - 06/09/2023, 18:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Ramos Mangihut Yemima S. dan Rizky Nauvalif

KOMPAS.com - Salah satu kunci utama dalam terjalinnya hubungan asmara yang sehat adalah kejujuran. Hal ini menunjukkan rasa percaya yang besar dan komitmen yang tinggi terhadap pasangan. Namun, bagaimana jika pasangan sering berbohong?

Sayangnya, kecenderungan berbohong sering terjadi dalam sebuah hubungan. Dikatakan pula ada banyak alasan mengapa berbohong dianggap valid untuk dilakukan.

Hal tersebut pun dikulik lebih dalam oleh Kukuh dan Dwik dalam siniar Balada +62 episode “Kukuh nanya ke Dwik Bohong sama Pasangan Boleh gak sih?” dengan tautan bit.ly/Balada62S2E6. Menurut mereka, berbohong merupakan salah satu pilihan untuk “main aman” supaya hubungan tetap awet. Lantas, benarkah?

Kenapa Pasangan Bisa Berbohong?

Melansir Superdrug, kebohongan dalam sebuah hubungan umumnya terbagi menjadi dua, yaitu white lies atau kebohongan kecil dan big lies atau kebohongan besar.

White lies atau kebohongan kecil bisa berupa berat badan pasangan, pandangan terhadap anggota keluarga pasangan, hobi pasangan, pekerjaan pasangan, dan hal-hal lain yang tampak sepele tapi memiliki dampak di kemudian hari.

Sementara itu, big lies atau kebohongan besar, seperti perselingkuhan.

Dua kondisi berbohong di atas sering kali menjadi pilihan demi menjaga hubungan daripada berpisah karena berkata jujur. Hal ini tentu memiliki dampak buruk yang sangat besar, namun banyak yang tidak menyadarinya karena sudah nyaman bermain aman.

Dilansir Women’s Health, Ramani Durvasula, Psikolog Klinis, menyatakan bahwa semakin banyak kebohongan, semakin banyak pula kerusakan dalam pondasi utama sebuah hubungan, yaitu kepercayaan.

Dengan berbohong, berarti seseorang tidak memiliki empati dan kesungguhan terhadap pasangannya.

Baca juga: Bukan Egois, Ini Pentingnya Utamakan Diri Sendiri

Kasus paling umum terjadi adalah perselingkuhan. Pelaku perselingkuhan sering berbohong untuk membela diri dan memvalidasi perilakunya dan berujung pada sejumlah dampak buruk. Bagi korban, dapat merasakan trauma akan hubungan asmara.

Bagi pelaku, akan terjebak dalam kebiasaan selingkuh yang berulang karena sifatnya sulit diubah.

Menjaga Hubungan Lewat Berhenti Berbohong

Sangat disayangkan jika sebuah hubungan selesai hanya karena kebohongan. Oleh karena itu, harus ada kesadaran dan sikap yang diambil sebagai bentuk komitmen.

Gopa Khan, Psikoterapis dan Spesialis Konseling Pernikahan dan Keluarga, membagikan beberapa cara untuk memahami dan menghentikan kebohongan dalam hubungan.

1. Pahami Pemicu

Bayangkan ketika pasangan mengatakan hal yang tidak menyenangkan tentang diri kita, dan kita merasa sedih karenanya. Namun, karena tidak ingin memperkeruh suasana, kita memilih untuk merasa baik-baik saja.

Atau, di saat pasangan ingin kita jujur atas perbuatan kita, kita memilih untuk memberikan alasan untuk membela diri.

Skenario di atas sangat umum terjadi dan jadi bukti nyata pemicu utama berbohong. Untuk mengatasinya, mulai untuk tidak bersikap defensif dan jujur terhadap perasaan sendiri. Lalu, terapkan komunikasi dua arah supaya bisa memahami persepsi satu sama lain.

Selain itu, jika merasa bersalah, jangan ragu untuk meminta maaf dan refleksikan kebohongan yang diperbuat.

2. Pikirkan Konsekuensi

Baik dalam skala kecil maupun skala besar, berbohong dapat memicu retaknya ikatan cinta. Pasangan akan merasa ragu untuk mempercayai kita, begitu pula sebaliknya.

Hal ini tentu tidak diinginkan. Oleh karena itu, pikirkan baik-baik konsekuensi apa yang terjadi ketika memilih untuk berbohong.

3. Tetapkan Batasan Diri

Berbohong adalah sebuah kebiasaan. Oleh karena itu, harus ada batasan yang ditetapkan supaya tidak memberikan dampak berkelanjutan terhadap hubungan.

Baca juga: Waspada 3 Gangguan Mental di Era Teknologi

Buat batasan diri lewat berjanji untuk bersikap jujur dan hadapi permasalahan yang ada. Misal, jika merasa hubungan dengan pasangan sedang renggang karena kurangnya komunikasi, selesaikan dengan obrolan empat mata dibanding membohongi diri sendiri atau pasangan.

Dengan demikian, terjadi pertukaran emosional yang terbuka antara kita dengan pasangan. Kejujuran adalah kunci dari hubungan yang sehat. Selalu nyatakan perasaan dan pikiran supaya tercipta komunikasi yang transparan.

Penting mengingat bahwa konflik sangat wajar terjadi, dan sangat baik untuk kesehatan hubungan karena membentuk kedewasaan asmara. Dengan demikian, kita dapat mempelajari hal baru setiap harinya dari pasangan kita.

Simak obrolan Kukuh dan Dwik seputar pasangan yang sering berbohong hanya melalui siniar Balada +62 episode “Kukuh nanya ke Dwik Bohong sama Pasangan Boleh gak sih?” dengan tautan bit.ly/Balada62S2E6.

Kunjungi playlist YouTube Medio by KG Media untuk mendapatkan konten seputar warna-warni kehidupan lainnya. Yuk, nikmati episodenya terbarunya sekarang juga!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com